My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Senin, 01 Agustus 2011

Jangan Kau Sesali (cerpen_yoshill)

Ketika sebuah pesan singkat datang dan mengakhiri segalanya.
*


-Nda kembali .-


Pesan singkat yang tak disangka akan masuk kedalam ponsel pemuda itu, Membuat Pemuda itu tersenyum simpul ketika pesan itu dibacanya, yang memang pengirimnya sudah lama tak ada kabar.


Ah. Desah pemuda itu pelan. Rasanya sudah lama tak bersenda gurau bersama setelah sekian tahun tak bertemu, bisa dibilang rindu pada suara tawa renyah gadis pengirim pesan itu.


pemuda itu segera mengetik balasan dengan sangat semangat dan sembari tersenyum simpul.


-. Nda kembali? Sekarang dimana? Kemana aja selama ini? Vano kangen -,- .-


Setelah mengirim pesan tersebut, pemuda itu merasakan getaran diponselnya. Awal mula mengira balasan dari gadis yang baru saja ia kirimi balasan pesan. Ternyata gadis yang berbeda.


-Aku sudah menunggu lama, kenapa kamu belum juga datang?-


Pemuda itu terhantam, apa yang baru saja ia lakukan? Mengapa hanya dengan pesan itu ia dapat lupa dengan gadis ini? Mengapa seperti itu? Rasanya ia terlalu jahat walau hanya melupakannya beberapa menit saja.


-Maaf, tapi aku akan segera kesana. Tunggu saja ya :)-


Balas pemuda itu pada gadis pengirim pesan barusan, tak lama gadis yang lebih dahulu mengirimkan pesan, kini mengirimkan kembali balasan yang sebelumnya telah dikirim oleh pemuda itu.


-ya nda kembali, kembali kerumah nda yang dulu. Disamping rumah vano. Nda juga kangen, vanooo ..-


*



Seorang gadis tengah merutuk kesal dalam hati. Rasanya ia sudah hampir 1jam lebih menunggu di-cafe. Mengapa sosok yang ditunggunya belum juga hadir menampakkan diri? Gadis itu terus merutuk kesal. Tak lama karena terlalu bosan menunggu, akhirnya ia memutuskan untuk beranjak dari cafe tersebut setelah membayar minuman yang ia pesan dan pergi menuju ke rumah sosok yang ditunggunya itu.


Sesampainya dirumah pemuda itu, ia menghentikan mobilnya dan parkir tepat didepan rumahnya, memasuki rumah berwarna kombinasi abuabu itu.


“eh, non shilla. Ada apa non?” tanya seorang pembantu pada gadis yang baru saja memasuki rumah pemuda itu.


Gadis yang disapa ‘shilla’ tadi itu tersenyum manis lalu berkata, “mbok, rio nya ada?”


“oh den rio, den rio lagi ke rumah sahabatnya itu non. Kerumah non dea, sahabat den rio waktu kecil,” ucap pembantu itu menjelaskan.


Shilla menghela nafas lalu tersenyum kembali, “ya udah deh mbok, kalo rio sudah pulang bilang tadi saya kesini, dan suruh dia menghubungi saya ya mbok, makasih” ucap shilla.


“ya pasti non” jawab pembantu itu pasti lalu shilla pun beranjak kembali ke dalam mobil. Lalu pergi pulang kerumahnya yang memang letaknya di tak jauh dari rumah rio. Mungkin hanya penghalang sekitar 10rumah.

*


“hei, !” sapa pemuda pada seorang gadis yang tengah duduk diruang utama.


Gadis yang tengah membaca majalah itu kini menutup majalahnya lalu berdiri dan menghampiri pemuda yang masih didepan pintu rumahnya itu. Ia tersenyum senang. Dan memeluk pemuda itu tanpa aba2.


“vano ?” tanyanya masih belum percaya terhadap siluet tampan yang kini dipelukkannya itu.


“iya ini vano nda, nda udah dewasa makin cantik ya ! hehe” ucap pemuda yang dipanggil rio itu dengan tersenyum.


Gadis itu pun tersenyum simpul, “ah, vano bisa aja, vano juga makin ganteng kok. Hehe” ucap gadis itu juga.


Pemuda itu tersenyum lalu berkata, “iya dong, vano kan emang dari dulu udah ganteng, hahaha” ujar pemuda itu
dengan tertawa kecil.


“nyeehh, narsis deh ah. Tapi van, suer nda kangen banget sama vano ,!”


“haha, iya vano juga kangen !”


*


Shilla berlari kecil menghampiri pemuda yang tengah berkumpul bersama teman-temannya itu, dan tersenyum simpul seperti biasanya, “yo, aku ada kabar baik lho ,!” ujar gadis itu menunjukkan senyum bahagianya.


Rio mengangkat alis dan ikut tersenyum menatap gadis dihadapannya kini tengah tersenyum senang, “apa?” tanyanya singkat dan bangkit dari posisi duduknya untuk menyamakan posisi nya dengan shilla.


Shilla tersenyum lagi, “kamu dianjurkan nanti diacara puncak sekolah sama ify kan pasangannya? Waktu aku tanya lagi, kamu boleh sama aku. soalnya ify gak bisa dateng yo. Ada acara mendadak katanya” jelas shilla. Rio hanya manggut-manggut mengerti.


Rio pun mengusap rambut gadisnya itu dan tersenyum senang seperti shilla, “ok deh. Kita pasangan dong nanti. O ya, besok aku gak bisa antar kamu ke sekolah. Soalnya sahabat aku waktu kecil mau masuk ke sekolah ini juga, tapi dia minta dianterin sekali, selanjutnya nggak kok. Gapapa kan shill?” ujar rio.


Shilla mengangguk , “iya gapapa” jawab gadis manis itu. Mendengar jawaban itu, rio pun mengusap rambut shilla sembari tersenyum. Menyadari gadisnya itu memang sangat baik. Bangga juga rasanya memiliki shilla, pikir rio.


*


“Ha. Acara puncak? Pasang-pasangan? Saya sama siapa dong, bu?” ujar gadis yang nampak terkejut dengan apa yang diutarakan oleh salah satu guru sekolah itu.


Guru itu hanya mengangkat bahu, tak menjawab apapun lagi, sedangkan gadis itu merengut bingung. Seketika ide cemerlang muncul tiba-tiba dari dalam otaknya itu, ia memutuskan untuk mencari sosok rio untuk menawarkan rio menjadi pasangannya nanti.

*


“emmh, van.” Ucap gadis itu saat berhenti disebuah kursi taman yang dihuni oleh seorang pasangan rio-shilla. Rio pun bangkit dari posisi duduknya lalu menyamakan posisinya dengan dea, hadap-hadapan.


Rio mengangkat alis, “ya, kenapa?” tanya rio.


Dea tersenyum melas, “van, vano maukan jadi pasangan nda diacara puncak nanti? Walaupun masih dua bulan lagi. tapi van, nda kan masih baru disini. Mau ya. Please ,!” gadis itu melipat kedua tangannya dan memohon didepan rio, mungkin gadis itu tak menyadari atau bahkan malah tak menganggap gadis lain yang tengah melihat tingkahnya.


Rio menoleh kearah gadis yang tengah duduk sambil menunduk itu,dan mengucap “shill ,!” lantas gadis yang tengah menunduk itu pun mendongakkan kepalanya untuk menatap rio dengan hanya menyahut “ya” dengan khas suaranya yang lembut.


Mendengar suara shilla saja, rio merasa sangat bersalah jika ia menerima tawaran gadis kecilnya dulu itu. Rio menghela nafas lalu kembali duduk disebelah shilla dan menatap gadis kecilnya itu “nda, vano nggak bisa. Vano udah punya pasangan. Vano udah sama shilla. Maaf ya nda, tapi nanti vano cariin pasangan deh ,!” ucap rio lalu sedikit menoleh ke arah shilla gadisnya itu yang sedari tadi diam membisu.


“huh. Yaudah deh ,!” ujar gadis yang disebut ‘nda’ itu, sepertinya ia marah terhadap tolakan rio itu, dan pemuda yang bernama rio itu memang sudah mengetahui sikap gadis yang mulai menjauh pergi dari taman itu seperti marah terhadapnya. Namun, ia menghadap gadis yang diam mematung disampingnya itu. Rasanya perasaan gadis ini mulai berubah. Sepertinya ia juga marah atau cemburu terhadap pemuda itu, entahlah. Hanya gadis itu yang tahu apa yang ia rasakan dalam hatinya.


Rio mengangkat dagu gadis itu pelan dengan menggunakan telunjuknya, “shill, !” gumam rio pelan.


Shilla mendongakkan kepala kearahnya, “hmm?” sahutnya dengan mengangkat alis.


Rio menunduk, merasa bersalah. “kamu marah ya sama aku? Maaf deh” ucap rio.


Shilla menggeleng pelan, lalu tiba-tiba meneteskan airmatanya. Melihat airmata shilla pun rio langsung membelalakan matanya, “aku salah besar ya sampe kamu nangis gini? Maaf shilla,!” ujar rio lagi yang terus dihantui oleh rasa bersalah.


Shilla menggeleng lagi, “nggak kok. Tadi aku ngajak kamu kesini, karna aku ada masalah. Aku mau cerita yo,!” ujar gadis itu lalu kembali menunduk.


Pemuda itu menghela nafas lega, lalu mengusap lembut rambut gadis disampingnya itu, “ada masalah apa? Cerita aja, aku dengerin kok.” Ucapnya lalu tersenyum.


*


Sebulan Kemudian, ketika semua menunjukkan berakhirnya hubungan itu.



“Rio ,!” panggil shilla lembut saat rio tengah merayu gadis masa kecilnya itu.


Rio menoleh seketika “eh, shilla ,! Ada apa?” ucap rio.


Shilla tersenyum simpul, “dea masih marah ya? Yaudah deh, kmu boleh sama dea. Biar aku yang cari pasangan lagi ,!” ucap shilla lembut.


Rio tersentak, “tapi shill, kmu kan udh berusaha cari cara biar kita jadi pasangan ,!” ujar rio sepertinya kaget dengan ucapan gadisnya barusan.


“gpp kok yo. Dea kan kasian. Dia belum kenal banyak cwo disini,!’ ujar shilla lagi-lagi tersenyum ramah.


Dea tersenyum senang, “tuh kan van. Shillanya aja gpp klo vano jadi pasangan nda.” Ujar dea dengan tampang sedikit memohon ke rio alias vano itu.


Shilla tersenyum, namun rio masih memasang tampang ragu ,”bener shill?” ucap rio memastikan, dan shilla tersenyum. “yaudah deh ,!” ujar rio lagi.

*


“kak’ ..” panggil shilla pada sosok pemuda yang tengah berada di ruang osis.


Pemuda itu yang merasa dirinya dipanggil menoleh ke arah shilla dan bertanya, “ya shill ada apa?” tanya pemuda itu.


Shilla pun yang posisinya didepan pintu osis kini masuk ke ruangan osis tersebut. “aku belum dapet pasangan untuk acara puncak nanti. Kakak udah? Klo belum, sama shilla yuk kak” ujar shilla.


“lah. Emang rio mana? Bukannya dia pasangan kmu shill?” tanya pemuda itu.
“tapi dia udah ada pasangan lain, kakak sama aku ya ,!”


“kak’ Gabriel ,!” panggil seorang gadis tiba-tiba menghampiri pemuda itu.


Shilla dan pemuda itu menoleh seketika, “eh via ,” ucap pemuda itu.


Sivia menunjukkan cengiran khasnya pda shilla dan seketika membuang pandangan ke arah pemuda berkacamata
dihadapannya kini, “kak.. jadi kan nanti kita pasangan ,!” ujar gadis yang bernama sivia itu.


Shilla menghela nafas. “kmu sama kak iyel vi? Duhh, trus aku sama siapa ya?” ujar shilla.


“iya shill, emang rio mana? Bukannya pasanganmu rio?” tanya gadis itu.


Shilla tersenyum, “rio udah sama dea.” Ujar shilla seadanya.


Gabriel dan sivia mengernyit, “anak baru itu?” ujar keduanya kompak dan shilla hanya mengangguk.


*


Akhirnya aku tau yang terjadi.
Meskipun tak terucap dari bibirmu
Hancur sudah sgala yang ku pertaruhkan
Bisanya kau sembunyi dariku



 “ lo tuh punya perasaan nggak sih yo? Lo udah nyakitin adek gue ,! Lo hancurin perasaan dia. Dia adek gue yo. Adek gue terlalu baik selama ini. Tapi lo? Gak mikirin kebaikan dia,”


Buggkkk... (?)


Gabriel sang kakak terus menghantam rio dengan tonjokannya. Gabriel terus meluapkan amarahnya. Karna ia memang sangat sayang terhadap adik semata wayangnya itu. Shilla yang kebetulan lewat dan melihat sang kakak menonjoki rio hingga jatuh tersungkur.


“udah kak ,!” teriak shilla dari kejauhan. Gabriel pun menghentikan aksinya.


Shilla berlari kecil dan meraih rio yang masih tersungkur. “udah dong kak. Kasian rionya ,!” ujar shilla sembari mengusap
wajah rio.


“untung adek gue terlalu baik, klo nggak. Udah abis lo sama gue ,! Ayo shill, jangan urusin dia, jauhin dia ,!” ucap gabriel lalu menarik paksa sang adik lalu merangkulnya. Saat berjalan Shilla sedikit2 menoleh ke arah rio yang masih mengusap bibirnya yang berdarah.


Jangan sedih bila aku nanti dapatkan kekasih yang lain, yang lebih sempurna dibanding kamu yang pasti kulupa. Sungguh kamu pasti menyesali keputusanmu saat ini. tuk meninggalkan ku melepaskanku yang tak mungkin lagi kembali.


Rio menemukan selembar kertas yang shilla taruh disamping rio. Namun rio mengabaikan note itu begitu saja setelah dibacanya.


“nggak penting ,!” gumam rio lalu membuang note itu ke tempat sampah.

*



“ahh.. jahat deh.. ngambek nih ,!” suara manja shilla terdengar sampai ke telinga rio, namun sikap rio masih acuh tak acuh.


“iya deh iya.. kan bercanda shill ,!” terdengar ucapan seorang pemuda yang tengah berduaan dengan shilla itu.


“van, vano kenapa sih? Liatin apa?” tanya seorang gadis yang disamping rio itu. Namun pandangan rio masih tertuju pada dua orang pasangan itu. Shilla-cakka.


“kka’ ,, aku ke toilet bentar ya ,!” ujar shilla tersenyum dan cakka mengangguk. Rio pun segera bangkit dari posisi duduknya.


“vano ketoilet dulu ya nda ,!” pamit rio pada  gadis disampingnya itu. Dan gadis itu mengangguk.


*

“tunggu ,!” ucap rio memanggil gadis yang tengah berjalan menuju toilet itu. Akhirnya gadis itu berhenti melangkah dan menatap rio dengan tatapan datar. “Apa?” ucap shilla dengan tanpa suara.


“dia siapa?” ucap rio yang membuat shilla mengerutkan dahi.


“yang mana?” tanya shilla balik.


Rio menghela nafas, “itu yang tadi cowok sebelah kmu ,!” ucap rio.


Shilla mengangguk saat mengerti ucapan rio. “oh itu yang tadi sama aku? Itu cakka pacar aku. Kenapa?” ucap shilla.


Rio tersentak kaget, “Ha. Pacar kamu? Secepat itu kamu dapet yang baru? Secepat itu kamu lupain aku?”ucap rio.


Shilla tersenyum miring, “setahun nggak cepet yo. Daripada kamu, belum putus dah dapet yang baru. Dan Cuma itungan hari kamu udah lupain aku ,!” ujar shilla santai sedikit seperti menyindir.


Rio tertegun. “mau nggak kamu balik sama aku lagi shill..? aku nyesel banget ,!” ujar rio.


Shilla menggeleng pelan, “nggak bisa yo, aku udah terlalu nyaman sama cakka. Kamu nggak inget note yang waktu itu aku kasih? Hafalin tuh ,!” ujar shilla lalu meninggalkan rio dan masuk kedalam toilet. Sedangkan rio menyandarkan tubuhnya pada dinding dan menunduk menyesal. Menyesal atas keputusannya yang salah.


Saat shilla keluar dari toilet dia melihat rio masih tertunduk disana, tempatnya tadi. Shilla melewatinya dan tersenyum miring. “jangan kau sesali ,!” bisik shilla pada rio lalu meninggalkan rio dan menghampiri cakka.


Shilla dan cakka pun beranjak dari tempatnya dan melewati rio. Rio menatap shilla begitupun dengan shilla. Namun shilla masih menyunggingkan senyum mirinya. Dan melewati rio dengan dalam rangkulan cakka.


Diujung lorong, gabriel sang kakak sudah menunggu mereka. Gabriel terlihat senang dan menyetujui cakka menjadi pasangan shilla yang memang lebih segalanya dari rio. Dan cakka bisa menghapus luka-luka shilla.


“shill, kka’.. gue kesana dulu ya,!” ucap gabriel, dan diberi anggukan oleh cakka dan shilla.


Gabriel terlihat tengah menghampiri rio yang tengah tertunduk, “lo kenapa?” tanya gabriel dan juga dengan senyuman miringnya itu. “jangan menyesal rio, itu ulah lo sendiri” ucap gabriel. “jangan kau sesali,!” lanjutnya. Gabriel pun segera berlari menyusul shilla dan cakka. Mereka bertiga pun berlalu dan meninggalkan termpat itu.

0 komentar:

Posting Komentar