My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Senin, 01 Agustus 2011

Tangisan Perjuangan Alyssa (cerpen)


Gadis itu menangis kembali, meratapi kembali dan merasakan kembali sakit yang harus ditanggungnya. Tuhan.. mengapa harus gadis itu yang mengalami seperti ini. Gadis itu sangat baik, hatinya tulus.. bahkan ia terlihat sangat ikhlas menerima cobaan seperti itu. Tuhan.. hentikanlah semua ini.


Alyssa alias ify itu memejamkan matanya. Merasakan sakit yang dahsyat kini menghantamnya. Sakit yang luar biasa. “nggak fy, lo harus kuat. Lo harus kuat ify ,!” batinnya sendiri berbicara pada dirinya sendiri.. mencoba menyemangati dirinya agar mau berjuang melawan semua rasa sakitnya.


-alyssa-nya-rio-pasti-kuat-  kata2 itu terus membayang diotaknya. “ya aku harus berjuang. Ify coba bertahan. Demi kesembuhanmu ,!” gadis itu terus meyakinkan dirinya dan melawan semua rasa sakit yang menusuk pada tubuhnya saat zat-zat kimia itu sudah mengalir ditubuhnya.


*


Disisi lain, seorang pemuda masih menunggu perjuangan gadis itu didalam sana. “ify please bertahan. Aku tau kamu kuat fy ,!!” ucap pemuda itu dalam hati yang sedari tadi masih mondar-mandir didepan sebuah ruangan. Tempat gadisnya disana.


ARRGGGHHH... teriakan gadis itu membuat pemuda ini cemas. Ia terus mengucap doa untuk tuhan. Agar gadisnya bisa menjalani semua ini.


“hentikan !! aku nggak bisa denger itu.. ify kasian ma.. ,!!” isak seorang gadis yang yakni adalah kembaran dari gadis yang tengah dalam ruangan itu.


Pemuda itu ikut merasakan apa yang dirasakan kembaran gadisnya itu. Ia pun tanpa disadari meneteskan airmata.



*


“ify.. apa yang kamu rasain ? sakit fy ? sakit mananya ?” khawatir sang kakak. Namun ify hanya tersenyum lirih. Ingin rasanya menangis namun ia harus tegar.


“dingin kak ,!” ucap ify namun shilla mengernyit padahal ac nya tak dinyalakan.


“kan ac nya udah dimatiin ify ,!” ucap pemuda yang mendekat ke arah ify.


Ify menggigil, “tapi dingin banget yo ,!” ucap ify yang tubuhnya terus mengigil.


Pemuda itu pun menghampiri ify dan menyelimuti ify. Namun ify tetap menggigil. Pemuda itu makin bingung. Inikah reaksi dari kemotherapy itu ? ah tuhan. Rasanya ingin sekali pemuda itu menggantikan posisi ify yang tengah terbaring dengan sgala kelemahannya.



*


“jangan sekali lagi kamu meneteskan airmata didepan aku rio. Aku nggak kuat liat kamu nangis kaya gitu. Aku mohon ,!” pinta ify pada rio yang kini tengah duduk bersamanya dibangku taman belakang rumahsakit.


Bagaimana ini ? pinta ify mustahil untuk dikabulkan. Karna setiap jeritan tangisnya. Ia pun ikut merasakan sakit yang ify rasakan. Kondisi ify pun kini semakin melemah. Ify pun semakin sering pingsan dengan tiba2. Menatapi kehidupan ify, kondisi ify saja  sudah membuat ia kehilangan arah. Ia ikut melemah seketika.


Ify menggoyahkan tubuh rio yang terdiam. “rio. Rio mau kan janji sama aku untuk gak pernah nangis lagi ?” ucap ify lagi yang kini hanya rio tanggapi dengan tersenyum getir. Karna ia sendiri pun tak tahu bisa menepatinya atau tidak.


Rio menarik ify kedalam pelukannya. Tuhan, gadis ini sangat berarti dalam hidupnya. Selama ini ify yang selalu menyemangatinya. Sampai akhirnya ia kehilangan ify yang dulu, ify yang aktif dalam segala hal. “aku sayang kamu ify, jangan pernah tinggalin aku ,!” entah kenapa kata2 itu keluar begitu saja dari mulutnya. Ingin sekali menangis saat itu. Namun ify tadi sudah mengatakan, ia tak mau melihat airmata itu.


Rio melepaskan pelukannya. rio menguatkan dirinya. Menatap gadis pucat yang kini di sampingnya dan mencoba tersenyum. Gadis itu pun membalas senyuman rio dan menyenderkan kepalanya di bahu rio. “aku juga sayang kamu rio ,!” ucap gadis itu membalas ucapan rio sebelumnya.


Lagi-lagi rio merasa tak kuat. Ia merasa sangat ingin menukar posisinya dengan gadis itu. Gadis yang menjadi penempat hatinya kini. Rio pun mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut ify yang mulai tanggal dari kepalanya.


*



Dengan langkah yang gontai, rio terus menelusuri lorong rumah sakit. Sampai akhirnya ia menemukan ruang yang memang ia tuju. Rio menghela nafas lalu membuka pintu dan melihat sosok gadisnya disana sedang terbaring lemah tak sadarkan diri.


“alyssanya aku pasti kuat. Ayo fy. bertahanlah ,!” ucap rio saat dirinya sudah mendekati ranjang gadisnya itu. Rio pun memutuskan untuk duduk di samping ify.


Tangan rio pun dengan sengaja meraih tangan ify itu. Rio menggenggam tangan ify yang lemas itu. Terus menggenggamnya. Dan selalu berharap ify akan segera terbangun dari komanya.


 Rio tersenyum getir. Mungkin ia merasakan hatinya kosong ataupun suasana yang hampa. Sudah sepekan lebih ify terbaring koma diranjangnya, dan rio pun tak lagi melihat senyumnya. Sepi memang karna indra pendengarannya itu tak lagi mendengar alunan suara ify dan indera penglihatannya juga tak lagi melihat ify tersenyum dihadapannya.


“Rio ,!” suara parau seorang gadis dari arah pintu itu membuat rio tersentak lalu menoleh ke arah sumber suara. Rio pun tersenyum simpul.


“ apa ?” sahut rio. Gadis itu pun melangkah masuk kedalam ruangan itu dan berdiri disamping rio yang duduk.


Gadis itu tersenyum. “makasih udah selalu bikin ify tersenyum. Makasih rio ,!” ucapnya tulus.


Rio mengangguk dan tersenyum tulus. “iya. Itu kan udah kewajiban gue sebagai pacarnya ,!” ujar rio memantapkan.


“ify beruntung memang punya pacar kaya lo. Dan mungkin emang ify yang pantes dapetin lo ,!” ucap gadis itu dengan arti berbeda yang mungkin rio tak mengerti arti perkataan itu sesungguhnya. Gadis itu pun memantapkan hati untuk berbicara apa yang sebenarnya dari dulu ia sembunyikan.


Ia memejamkan mata sebentar. Lalu membuka mata kembali. Menatap rio yang tengah menatapnya heran. “mungkin nggak sebaiknya gue sembunyiin ini terlalu lama. Gue suka sama lo rio ,!” ucap gadis itu, rio pun terpelonjak kaget mendengarnya. “etss. Tapi tunggu. Gue Cuma mau nyampein yang selama ini gue tutupin. Lagian sekarang gue dah punya  yang lain ,” ujar gadis itu lagi.


“tenang aja. Gue gak akan ngarepin lebih kok ke lo “ ujar gadis itu lalu menepuk pundak rio pelan dan melangkah menuju keluar ruangan itu lagi.


Rio bangkit dari posisi duduknya “Shill ,!” panggil rio pada gadis itu. Shilla pun menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang dan tersenyum. “maaf ya ,!” ujar rio lagi shilla pun mengangguk tulus.


“iya gpp ,!” ia pun melanjutkan langkahnya keluar ruangan kembarannya itu.


*


“Rio ,” suara ify yang mulai tersadar dari komanya. Rio yang setengah tertidur saat mendengar suara ify pun langsung menggenggam tangan ify.


Rio tersenyum simpul, “kamu udah sadar fy ?” ucap rio yang masih dengan perasaan bahagia menatap gadisnya sudah melewati masa komanya. “lama banget sih tidurnya ,!” canda kecil rio.


Ify menyunggingkan senyum tipis diwajahnya yang pucat, “emang lama ya? Maaf deh ,!” ucap ify yang masih terdengar parau.


Rio meraih buku kecil yang di meja kecil disamping ranjang ify. “nih ,!” ucap rio menyodorkan buku kecil itu yang ternyata adalah novel.


Ify mengernyit lalu menerima buku yang diberi rio itu. “novel ? novel apa ?” ucap ify pelan.


Rio tersenyum. “disitu. Kisah seorang remaja penderita penyakit lupus. Kamu bisa baca gimana perjuangan dia. Ya mungkin bisa jadi motivasi buat kmu fy. agar berjuang dan nggak mau kalah sama penyakit ,!” jelas rio.


“rio ,!” lirih ify. ia meneteskan airmatanya.


“kmu kenapa fy ? kok nangis ?” rio pun mempererat genggaman tangannya itu.


“aku Cuma kesel. Kenapa hidup aku segini merananya ? kenapa tuhan kasih penyakit ini sama ify. sampe2 semua orang ikut repot karna aku. Rio. udah itu aja ,!” lirih ify lagi. Ia pun masih meneteskan airmatanya. Bahkan tetesan itu semakin mengalir deras dipipinya.


Rio menggeleng lirih. “nggak fy. kita semua disini nggak ngerasa repot kok. klo emang nasib kamu gini. Ini udah takdir tuhan. nggak ada yang bisa ngelak. Yang penting kamu harus kuat dan jangan mau kalah sama penyakit. ,!” ucap rio.


Ify mengangguk pelan dan tersenyum samar. “iya. aku coba ,!”


*


“anak ibu dan bapak menderita penyakit leukimia yang memang sudah sangat parah. Dan kemungkinan bertahan tidak akan lama ,!”


Kata itu terus membayang di benak mama ify. ia terus memandangi lengkuk wajah ify yang tengah dihadapannya itu. “ify. mau ya ?” rayu mamanya pada ify. Ify menggeleng cepat sembari meneteskan airmatanya yang tak mampu dibendung lagi.


Mamanya tertegun.bingung membujuk ify bagaimana lagi. “kamu nggak mau sembuh untuk mama ,? Kamu tega ya sama mama. ,!” ucap mamanya.


Airmata ify semakin deras mengalir. Ify menggeleng lagi. “nggak ma. Bukan gitu. Ify mau sembuh untuk mama sama yang lain. Tapi ify takut. ,!” lirih ify.


Mamanya mengelus rambut ify. “kenapa harus takut ? ify nggak boleh kalah sama penyakit nak. Mama yakin kmu kuat ,!” ucap mama ify yang menyemangati ify agar mau dikemotherapy untuk kedua kalinya.


*


“udah dibaca novelnya ?”


Ify mengangguk . “udah dongg..,!”


“hebat kan cewek itu. ?” ucap rio dan ify hanya mengangguk kecil.

rio mengelus rambut ify. ify tersenyum tipis. “rio. ify boleh nanya nggak ?” tanya ify tiba2 pada rio yang kini disamping ranjangnya.


Rio mengangguk. “tanya aja ,!” jawabnya.


“kalau saja nasib ify sama seperti cewek penderita lupus di novel itu yang meninggal karna penyakit. Rio gimana ?”


Rio tertegun, “hmm..” rio menarik nafas panjang. “bener harus dijawab ?” tanya rio. dan ify hanya mengangguk cepat. “rio pasti sedih. Mungkin rio nggak akan bisa mencintai siapapun lagi” jelas rio


“jangan gitu dong. Kalau misalkan ify seperti itu, rio harus mampu lepas dari bayang-bayang masa lalu dan mencari kehidupan baru tanpa ify. kaya pacar cewek dinovel ini.. janji ya ,?”


Rio menanggapi perkataan ify hanya dengan tersenyum tipis, mungkin ia tak nyaman dengan yang ify tanyakan tadi.


*


“ma. Tidak apa-apa. Kalau tuhan maunya ify menjalankan cobaan ini. Ify siap ,!” ujar ify dengan tersenyum


Seketika itu mama ify menitikan airmata dihadapan ify dan memeluk ify dengan mengucapkan kata maaf. ify pun seketika merasakan sebuah kasih sayang seorang mama yang sangat luar biasa.


“mama jangan minta maaf, karna ify ikhlas menerima smua cobaan ini. Ify aja kuat. Mama juga harus kuat dong ,!” ucap ify mencoba tegar lalu menghapus airmata yang menetes dari mata mamanya.


 Mama ify hanya tersenyum tipis. Mencoba tegar seperti ify yang berusaha tersenyum tegar.


*


“klo ini kemotherapy yg ketiga harus ify jalanin. Ify nggak takut lagi kok. ify bisa ,!” ucap ify mencoba menguatkan dan mencoba tenang agar tidak tegang ketika memasuki ruangan kemo.


Rio menitikan airmatanya dihadapan ify. “ify janji ya sama rio. ify harus kuat. Karna rio yakin alyssanya rio pasti kuat ,!” rio menggenggam satu tangan ify. ify tersenyum tipis.


Ify menyeka airmata rio yang mengalir. “iya ify janji rio. semampu ify, ify akan kuat ,!” ucap ify lalu suster rumah sakit itu pun membawa ify ke ruangan kemotherapy itu.


 Kemotherapy ketiga selesai ify jalani. Dan berjalan dengan lancar. Ify pun juga sudah tertidur pulas diranjangnya.


*


Senyum adalah tangisku
Tangis adalah lukaku
Indah dunia tak terasa oleh derita
Luka hati slalu ada mengikutiku


Tuhan.. ku ingin sperti mereka
Tak ada airmata yang terjatuh lagi
Semua ku serahkan kepadamu
Jalan yang terbaik pasti untukku


Ingin ku raih cahaya
Ingin semua berbeda
Mungkin ini yang terbaik dalam hidupku
Tapi semua bukanlah yang aku mau


Tuhan ku ingin seperti mereka
Tak ada lagi luka. Tak ada derita
Tapi aku hanya manusia yang hanya meminta,
Kau menentukannya.



Rio membaca tulisan tangan ify pada sebuah buku. “ini apa fy ? puisi ?” ucap rio pada ify. ify hnya mengangguk samar.


“jelek ya ? tapi itu semua aku tulis dari hatiku tentang aku sekarang ,!”


Belum rio menjawab ucapan ify itu, rio melihat ify menitikan airmata. Melihat airmata ify rio pun ikut meneteskan airmata. Layaknya merasakan apa yang ify rasakan.


Tak lama tangan ify yang rio genggam saat rio tengah menunduk serasa melemas. Rio pun mendongakkan kepalanya melihat ify. namun mata ify terpejam. Kedua orang tua dan shilla pun menangis. Rio mengeratkan genggamannya. “ify.. ify ,!” gumam rio memanggil ify. shilla yang disampin rio itu mengelus pundak rio.


“Ify ,!” ujar rio pelan tatapannya kosong. tak ada reaksi teriakan apapun dari rio. ia hanya menangis dan menatap ify sedih. Tubuhnya pun terasa kaku. Bingung ingin bagaimana dan masih belum percaya ia sudah kehilangan gadisnya. Gadis pujaannya.








_the end_

0 komentar:

Posting Komentar