My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Selasa, 30 Agustus 2011

Cinta dan Bintang *part 7*



Dilain tempat dengan waktu bersamaan. Dua insan masalalu kini bertemu, mencoba merangkai puzzle-puzzle masalalu yang dulu telah hilang. Namun, semua itu terhalang oleh takdir. Ya takdir itulah yang menjadi kendala dalam merangkai puzzle alias kepingan masalalu itu.


Mengapa baru sekarang ? itu yang kini hadir di fikiran masing-masing. Saling menyalahkan keadaan, dimana keadaan yang tak bisa membuat mereka bersatu kembali seperti masalalu, masa kecilnya.


“fy!”


Ify pun menoleh pelan, rambutnya mengekori setiap gerak-geriknya hingga membuat sibakan pelan dirambutnya. “apa?” jawabnya lembut. lalu pandangannya kembali terpaku pada ponsel yang kini dalam genggamannya.


“kamu beneran jadi tunangan sama rio?”


Ify kembali menoleh dan memandang alvin selekat mungkin. “memangnya kenapa?”


Alvin menghela nafas sedalam mungkin, lalu memandangi ify lebih lekat lagi “kamu gak tau perasaan aku fy?”


“aku tau, kamu suka sama shilla kan? Itu doang yang kutau!”


Alvin mendengus lalu menggigit bagian bawah bibirnya, bingung harus berkata apa lagi. Namun, ia pun segera menjawab “itu dulu. Tapi sekarang aku butuh kamu fy!”. mendapat perkataan itu pun ify sedikit tersentak, kedua matanya membelalak menatap pemuda disampingnya itu. “karna kamu cinta pertamaku!” lanjut alvin.


Seorang gadis meraung dalam hati. Mendengarkan percakapan antara alvin dan ify. ia berdecak pelan. Apa tujuan tuhan sebenarnya dalam masalah ini ? menghancurkan hatinya kah ? atau tuhan punya tujuan baik dibalik ini semua ?


Gadis bernama sivia itu pun menghela nafas. Menetralisirkan fikirannya agar tenang. Lalu pergi dari balik dinding itu meninggalkan ify dan alvin.


Tangan sivia bergetar hebat tak terkendali. Sesakit ini kah hatinya kini ? sivia yang selama ini disamping alvin, setia disampingnya dalam suka maupun duka. Tak pernah sedikitpun kecewa atas perlakuan alvin yang tak menyadari keberadaan hatinya.


Namun inikah yang didapat sivia ? setelah lega terbebas dari shilla karna alvin sedikit melupakan rasanya karna ais telah kembali ! lalu kedatangan ais itulah yang membuat bebannya kini.


Mengapa banyak sekali rivalnya itu ? rasanya sulit sekali untuk sivia menerobos hati alvin itu. Mengapa juga hati alvin sebegitu batunya ? hingga tak menyadari ada hati yang tulus mencintainya yang selama ini selalu berada untuknya.


*


Kini realita berbalik dari apa yang shilla impikan. Bayangkan saja, selama ini shilla berharap bahwa rio akan membuatnya bahagia. Dan apa yang terjadi ? rio membuat shilla sakit. ia bahkan berani membentak gadis itu. Tapi bentakan itu bukan bentakan atas kesalahan shilla. Namun bentakan atas perintah konyolnya untuk shilla itu.


Sore ini, shilla melangkah menuju taman bunga kompleksnya itu. Melakukan aktivitas hunting foto sepertinya menarik untuk digunakan dalam waktu luang. Dari pada ia dikamar, termenung dan memikirkan ‘dia’ pemuda yang akhir-akhir ini telah membuatnya terluka.


“shilla!”


Shilla pun segera menurunkan kameranya dari pandangannya lalu menengok kesekitar mencari sumber suara yang memanggilnya itu. Tak lama, ia menemukan pemuda yang tengah melangkah mendekatinya.


Sementara pemuda itu melangkah, shilla kembali mengangkat kameranya dan melanjutkan memotretnya. “ada apa?” tanyanya sambil terus fokus pada aktivitasnya itu.


“yang pas hujan waktu itu nangis kenapa?”


Ck ! untuk apa sih pemuda itu masih mengingat kejadian saat itu ? sore ini, tujuannya hanya untuk melupakan sejenak masalah itu. Lalu kenapa ia datang dan membahas tentang itu ? menyebalkan juga.. gerutunya.


“itu bukan urusanmu.!”


“aku tau kenapa!”


“ya kalo udah tau ngapain nanya ?!”


Pemuda itu mencibir. Gadis ini mengapa sebegitu sewot terhadap dirinya ? salahkah ia menanyakan hal itu ?


“pasti karna ify mau dijodohin sama rio kan ?!”


Ya. tebakanmu benar gabriel damanik. Tapi sayangnya shilla kali ini malas membahas hal itu. Rasanya ia harus mencoba menuruti perintah rio waktu itu.


“LUPAIN GUE SHILLA ....”


Perintah dan bentakan menyakitkan itu kembali terbayang oleh shilla. Rasanya teringat itu semua membuat shilla sesak juga ! haruskah rio membentaknya saat itu ?! apa rio tidak menyadari bahwa satu bentakan untuk shilla bisa membuat hati shilla tergores berkali-kali ?!


Akal Rio pendek ? maybe. Buktinya saja rio tak berfikir sampai situ. Rio memang selalu memikirkan egonya sendiri. Tak penting akan ada hati yang tersakiti kan ?


Selama ini shilla berfikir, rio adalah pemuda yang tidak mungkin menyakiti seseorang. Dulu, ify ? ia sempat menorehkan luka untuk ify. tapi rio ? ia tak tega melihat itu semua. Namun apa yang diterima shilla ? rio sama sekali tak menunjukkan rasa tak teganya. Melainkan hanya menunjukkan rasa super teganya.


Shilla tersadar dari lamunannya lalu kini menghentikan memotretnya dan kini memandang gabriel. “haruskah masalah itu dibahas ya? aku lagi badmood. Jangan nambahin lah!” ucapnya.


Gabriel mendengus. “its, okay. Tapi ya shill, tunjukin dong kamu mampu tanpa dia!”


“kamu klo gangerti perasaan aku mending gausah deh asal bilang kaya gitu. Susah lupain orang yang udah terlanjur disayang! Ga segampang yang kamu kira!”


*


Setelah pulang dari taman, shilla pun segera melangkah cepat menuju kamarnya. Didalam kamar, shilla mendekati sebuah radio dan menyetelnya. Kemudian merebahkan dirinya diranjang.


Setelah lama termenung. Kini shilla sedikit terhanyut dalam lagu yang baru saja diputar itu. Lagu dari band indonesia yang beberapa tahun yang lalu sempat hits.


    Suara dengarkanlah aku,
    Apa kabarnya pujaan hatiku
    Aku disini menunggunya
    Masih berharap didalam hatinya

    Suara dengarkanlah aku,
    Apakah aku slalu dihatinya
    Aku disini menunggunya
    Masih berharap didalam hatinya


Shilla perlahan –tak tersadar- meneteskan airmatanya. Benarkah lagu itu seperti hatinya kini ? menunggu pemuda itu dan berharap pemuda itu masih menyimpan rasa untuknya.


Saat matanya rasanya sudah ngantuk karna sehabis nangis. Shilla pun memilih untuk berbaring tidur diranjangnya.


*
Keesokan paginya ..


Rio kini tengah sama2 terdiam diruang utama dengan adrian ayahnya itu. Adrian yang tengah sibuk membaca koran paginya, sedangkan rio asik memainkan ponselnya dan sesekali melamun.


“bagaimana dengan kamu dan ify ?”


Rio yang masih melamun pun kini tersadar saat adrian membuka pembicaraan. Rio menghela nafas terlebih dahulu, “bagaimana apanya?”


“ya. hubunganmu dengan ify, mario!”


“baik-baik aja!”


“trus gadis itu?”


“siapa ? shilla ?!”


Adrian mengangguk. Kini ia meletakkan korannya dimeja lalu pandangannya lekat menatap rio. “iya shilla. Bagaimana dengan dia ? apa dia sudah melupakanmu ?”


“lupain sih belum. Tapi rio udah nyuruh dia buat lupain kok!” rio tersenyum simpul.


Dilain tempat, disebuah rumah keluarga sindunata seluruh keluarga tengah berkumpul diruang utama. Shilla dan alvin asyik mengobrol berdua. Siska dan jonathan juga sedang berbincang berdua. Sedangkan oma, tengah meminum teh hangatnya.


“shilla. Oma sudah tidak pernah lihat rio bersamamu! Hubunganmu dengan rio baik-baik saja kan?”


Shilla terbelalak saat mendengar ucapan oma itu. Kini shilla dan alvin saling bertatap, alvin mendesaknya untuk menceritakan semuanya pada oma. Namun shilla ragu.


“Rio dijodohin sama ify, oma! Jadi rio lupain shilla gitu aja. Intinya mereka udah gaada hubungan apa-apa!” jelas alvin.


Kini alvin bebas berbicara. Karna makin lama hati oma luluh atas perkataan alvin saat itu. Pada saat dirumah hanya ada alvin dan oma. Sekitar 3hari yang lalu.


“oma boleh benci sama alvin. Alvin emang bukan cucu kandung oma. Tapi oma tau ? hati alvin memang sakit, tapi alvin ga pernah benci sama oma. Karna alvin sayang sama oma!”


Perkataan itu berhasil membuat hati oma tunduk sepertinya. Karna akhir-akhir ini oma tak pernah memarahinya tanpa alasan yang jelas seperti dahulu. kini oma lebih banyak diam, namun kadang memarahinya jika alvin memang benar-benar salah.


“itu benar shilla ?!” tanya oma. Shilla hanya mengangguk lirih. Mencoba menahan airmatanya yang sebentar lagi mungkin akan menetes. Namun, sekuat mungkin ia tahan.


“oh yasudah. Lagipula oma juga akan menjodohkanmu!”


Alvin dan shilla sama-sama terbelalak. Shilla dijodohkan ? dengan siapa ?. shilla berdecak dalam hati. Ah, mengapa ada acara perjodohan ? dikira shilla tidak laku ? ck.


“sama siapa oma? Kenapa harus dijodohin?”


Shilla ingin menolak, tapi ia takut dikira melawan oma.


“lihat saja nanti. Besok dia dan keluarganya akan datang!”


Shilla pun pasrah. Ia dan alvin pun kini melangkah bersama kekamar shilla. “ah. Vin masa dijodohin coba! Dikira jaman siti nurbaya kali ya!” rajuk shilla saat sudah berada dalam kamarnya.


Alvin malah kini terkekeh pelan. “haha. Lucu ih. Ini kejadian yang benar-benar lucu.”


Mendesah pelan lalu kemudian memanyunkan bibirnya, itulah yang shilla lakukan saat mendengar ucapan alvin. “orang sengsara malah diketawain! Apa yang lucu sih vin?!”


“lo sama rio jodoh ya! sama-sama dijodohin! Hahahaha!” tawa renyah alvin membuat shilla geram akhirnya shilla mengambil ancang-ancang untuk menyerang alvin. Dengan cepat ia meraih bantal yang dipangkuannya lalu melemparkannya ke arah alvin.


“sial lo!”


“ampun shill ,! Bener deh lucu shill !”


Shilla menghela nafas lalu mengancam alvin dengan ancang-ancang melemparkan sepatu ke arahnya. Namun alvin menunjukkan tangan berbentuk V sambil menunjukkan cengirannya.


“eh eh shill. Tapi gimana ya klo jodoh lo dijodohin sama orang cupu, jelek gitu. Hahaha kocak!”


Shilla terbelalak. “ah lo mah vin. Doain ? sialan banget lo!” sewot shilla. Alvin masih saja terkekeh sembari membayangkan sosok cupu menurutnya itu. Cowok dengan perawakan kecil, menggunakan baju yang dimasukkan kedalam celana.  Mengenakan baju lengan panjang dengan kancing atas yang dipautkan. Menggunakan dasi pita. Mengenakan kacamata besar dimatanya. Alvin makin terkekeh membayangkan itu semua.


“diem ga mulut lo. Gue sumpel pake sepatu nih. Mau ?” ancam shilla dengan memegang sebuah sepatu ditangannya. Bermaksud mengancam alvin.


“haha. Iya deh diem!” ucap alvin. Lalu kini keduanya sama-sama diam dan suasana pun hening seketika. “eh shill. Ke mall yuk. Bete!” ucap alvin yang menjadi sukarelawan untuk memecahkan keheningan itu.


Shilla berfikir sebentar lalu menganggu. “eh tapi, aku ganti baju dulu ya! keluar dulu gih sana!” ucap shilla. Alvin pun mengangguk lalu melangkah keluar kamar.


Tak lama shilla pun sudah selesai berganti baju. Mereka pun segera pergi menuju mall yang dituju.


*


@zhrtshilla_S: DIJODOHIN ?! GAJAMAAN NYOOOx_x sitinurbaya kalee dijodohin-__-


Setelah beberapa menit, shilla baru menyadari rio juga tengah online pada account twitternya. Tak lama shilla kembali memperhatikan dan mengobrol bersama alvin. Kemudian setelah itu shilla kembali membuka twitternya dan melihat mention yang masuk padanya.


@Riomario_H: nyindir neng ?-__- RT @zhrtshilla_S: DIJODOHIN ?! GAJAMAAN NYOOOx_x sitinurbaya kalee dijodohin-__-


Shilla mencibir. Geer sangat pemuda satu itu. Dipikirnya satu-satunya orang yang dijodohin dia kali ya ? dia saja yang tak mengetahui bahwa shilla juga mendapatkan musibah perjodohan itu. Ck.


@zhrtshilla_S: @Riomario_H so, lo ngerasa? Klo gue pribadi sih ga ngerasa nyindir lo. Geer banget :p


Setelah cukup rasanya membalas mention itu. Shilla pun segera me-log’out twitternya. Alvin menatapnya shilla tersenyum jahil.


“geer ya?!” ucap alvin tiba-tiba. Shilla mengernyit. Alvin terkekeh pelan saa melihat ekspresi shilla itu.


“maksud lo?”


“itu si rio mario! Di twit geer yah?”


Shilla melengos. Lalu mencibir gaje. “lo juga lg on twit? Ngeselin tau tuh orang. Geer banget. Bikin badmood sumfeeh!” terang shilla dengan gaya bicaranya sedikit menjadi lebay.


“hahahahaha. Mungkin dkira dia, Cuma dia yang dijodohin. Lucu deh sumpah. Hahahah!” alvin tertawa renyah. Shilla semakin mencibir melihat ekspresi alvin yang masih tertawa geli.


Shilla memalingkan pandangannya ke arah luar cafe, lalu terbelalak. Ia melihat rio dan ify tengah jalan berdua didepan cafe dengan candaan dan pautan tangan. Semakin gak mood, itulah yang dirasakannya kini. Huh, takdir ya gue kaya gini ? batinnya kalut.


*


Setelah berjam-jam di mall. Kini waktu sudah sianghari. Shilla dan alvin pun sudah kembali pulang ke rumah. Sesampainya dirumah alvin dan shilla langsung menuju kamar masing-masing.


@zhrtshilla_S: GILA YA HARI INI!! Takdir nyusahiiiinx_x


Alvin yang kebetulan tengah membuka account twitternya dan melihat tweet shilla lalu tersenyum jahil.


@jnthn_alvinS: hari ga gila kok. haha. Emang kenapa neng? RT @ zhrtshilla_S: GILA YA HARI INI!! Takdir nyusahiiiinx_x


Alvin kembali terkekeh saat mendapat balasan dari shilla.


@zhrtshilla_S: @jnthn_alvinS bawel lo !!


Alvin pun tak lama dari itu, lantas melogout acc twitternya lalu istirahat sehabis pergi tadi. Lain halnya dengan shilla. Ia asik membaca timeline seseorang yang menjadi pemilik acc @Riomario_H . Salah satu kiriman rio untuk ify ang membuat shilla merengut saat rio menyatakan bahwa ia tak ingin ify pergi darinya.


@Riomario_H: janji ya jgn tinggalin aku:) janji slalu ada buat aku ya my love @alyssafy_U :*


Rasanya jantung shilla kini mengadakan perang. Detakannya tak beraturan. Haduh, salahnya juga mengecek acc menyebalkan itu. Ck.


@zhrtshilla_S: pasangan yang mesraaa u,u mau dongg!! *ups hahaha. Enek liatnya.


Itulah hati shilla kini ? seperti mengejek kedua pasangan itu ? hati nya berbeda dengan itu. Shilla bukan mencibir, ataupun mengejek, menyindir tapi shilla kini malah meneteskan airmatanya. Sedihkah ? tidak. Ia tidak sedih melainkan ia perih. Perih karna pemuda itu. Pemuda itu yang telah memberi pupuk dan membuat perasaan itu subur dan berkembang dengan baik. Tapi nyatanya ? pemuda itu sendiri yang memberikan racun dan membuat perasaan itu layu dan akan mati.


Jangan tanyakan mengapa selama ini shilla bersikap seolah-olah jutek dihadapan rio. karna shilla melakukan itu seolah-olah hanya untuk menutupi sikap rapuhnya. Rapuh ? haha.. lucu sekali ya menjadi dirinya. Hanya bisa bilang rapuh, namun tak ada sedikit orang pun yang peduli. Halah, lagipula mengapa hati shilla itu ? terlalu berharap rio masih menyimpan setitik rasa untuknya. Ck.


“GUE BENCI LO!!!!” raung shilla dalam hati. Ia menggigit ujung bantalnya sembari membekap wajahnya pada bantal dan menangis tersedu. Ini sungguh bukan shilla yang biasa. Mengapa shilla bisa sebegini rapuh hanya karna pemuda bernama rio itu? Menggunakan pelet apa si rio itu sampai bisa membuat hati shilla luluh.


Shilla.. maafin aku ya! aku salah banget disini. Maaf banget shill.


Shilla tersenyum miring pada deretan kata di pesan yang dikirimkan oleh gadis asal keluarga umari itu. Ck, shilla berdecak pelan. Rasanya ia terlalu munafik selama ini. Mencoba melupakan rio padahal tidak bisa. Mengapa susah sekali menghapus nama yang terdiri dari 3huruf itu ? R-I-O hanya itu ashilla. Mengapa susah sekali ?! shilla terus menekan dirinya. Hingga sakit itu semakin dirasanya.


*


Keesokan harinya.


“mau kemana?”


Suara itu mengisi ruangan yang hampa itu. Shilla pun menghentikan langkahnya lalu menatap sosok oma itu. Oma hanya memberi isyarat pada shilla untuk duduk. Shilla pun melangkah pelan lalu duduk dihadapan omanya itu.


“oma Cuma mau sampein. Orang yang akan dijodohkan denganmu itu. Akan datang nanti malam kesini bersama orangtuanya! Kamu jangan sampai lupa ya!”


Shilla mengangguk pelan. Lalu pamit dan melangkah keluar rumah. Dengan membawa kamera kesayangannya pun shilla melangkah menuju tempat favoritenya. Sebuah danau yang memang jarang sekali ada orang yang kesana, padahal danau itu sangat indah.


Shilla termenung dengan posisi tubuh duduk sembari memeluk lutut, dan pandangannya menatap danau yang tepat dihadapannya kini. Shilla menghela nafas sejenak lalu meraih ponselnya yang bergetar.


Terimakasih sindirannya kemarin !


Ck. Shilla mencibir. Segitukah pemuda itu ? geer sekali. Shilla semakin geram. Mengapa lama-lama pemuda itu menjadi menyebalkan ? huh. Bodoh ya dia pernah menyukai pemuda itu ?


Heh. Mas yang gatau diri. Ngaca dong lo! Emang didunia ini Cuma ada lo doang? Dunia luas mas. Dan yang dijodohin bukan Cuma lo doang. Ck. Lama-lama ngeselin juga lo. Nyesel gue pernah suka sama lo. Cih.


Setelah kata “message sent success” tampil dilayar ponselnya. Kini shilla menstabilkan emosinya kembali. Pemuda itu ingin membuatnya naik darah ya saat ini ? huh..hari semakin menyebalkan saja.


Emang siapa yang lo kenal yang juga dijodohin ? lagipula gue gapernah nyuruh lo untuk suka sama gue. Klo nyesel, buang aja jauh-jauh hati dan perasaan lo. Karna gue gabutuh tuh. Hati lo sama gue ga level :p


Ada rasa kesal ada juga rasa sakit yang kini shilla rasakan. Shilla kesal karna pemuda ini yang semakin menyolot padanya. Sakitnya adalah saat rio menuliskan kata “Hati lo sama gue ga level :p” lalu apa arti kata sayang yang dulu pernah terucap olehnya pada shilla ? apa arti bantuannya saat shilla mengalami kesusahan ? Dan apa arti hiburannya pada saat shilla menangis saat menghadapi masalah ? APA ARTI SEMUA ITU MARIO ?!


Shilla mengepal tangannya kuat-kuat. Bibirnya kini bergetar. Tubuhnya seketika seperti kaku. Dan airmatanya pun lagi-lagi menetes. Haha.. shilla gadis cengeng kah ? selalu menangis karna pemuda tak tau adat itu ?! ck, ashilla sebaiknya benar apa kata rio. buang perasaanmu daripada hatimu tersakiti. Batin shilla sendiri.


Lo emang gapernah nyuruh gue buat suka sama lo. Tapi lo yang nawarin perasaan itu sama gue. So, klo seandainya gue tau kejadiannya bakal kaya gini. Gue juga gaakan pernah mau suka sama lo. Tapi sayangnya, kenyataannya bukan kaya gitu -__-


Shilla tersenyum miring. Terus berusaha menekan dirinya untuk melupakan pemuda bernama rio itu. Tapi mengapa tidak bisa ? tuhan, sekali lagi tolong bantu shilla untuk melupakan pemuda itu.

Cinta dan Bintang *part 6b*


Shilla melangkah pelan mendekati rio dan ify yang sudah sampai terlebih dahulu di cafe. Ia pun tersenyum ragu. Lalu menatap ify dan rio secara bergantian kemudian duduk disatu bangku yang kosong.

Mereka pun akhirnya memesan minuman. Tak lama pesanan mereka pun sudah datang. Shilla kini mulai menatap rio dan ify, tubuhnya menegang entah kenapa. atau mungkin karna hawa hening yang membuatnya tegang.

Rio menghela nafas perlahan. Dengan hati-hati ia berkata “shill. Aku mau jelasin sesuatu tentang aku dan ify!” lalu kembali terdiam sejenak. Shilla pun menatap rio kaku dan tegang. Menunggu suatu perkataan yang lebih dari itu.

“aku dijodohin sama ify!” rio pun menunduk. Takut menatap raut wajah shilla yang mungkin sekarang tengah memasang wajah kecewa. Begitu pun dengan ify.

Shilla tak mereaksi apapun saat itu. Tatapannya datar ke depan, diam tak bergeming, bergerak saja bahkan tidak bisa rasanya. Perlahan airmatanya menetes, tangannya bergetar namun tubuhnya tetap saja seperti patung, diam.

Melihat itu semua rio serasa ingin ikut menangis, rio pun mendongakkan kepala lalu melihat shilla yang sepertinya masih shock .. namun memang masih tak bergeming, tatapannya kosong, sembari meneteskan airmatanya.

Shilla sakit ? ya pastinya. Siapa sih seseorang yang tak sakit hati jika mengetahui pacarnya dijodohkan dengan oranglain bahkan sahabatnya sendiri ?

Jderrr ..

Langit bergerumuh hebat. Mungkin pertanda akan ada hujan lebat hari ini. Shilla pun beranjak dari posisi duduknya lalu berlari keluar cafe bahkan tak mementingkan cuaca langit yang sedang tak bersahabat. Ia terus berlari menjauh.

Rio yang hendak menahannya pun tak kuasa. Malahan, semakin melihat shilla seperti itu rasanya rio semakin lemah.

Mungkin langit kini senasib dengan shilla. Ia menangis, ia marah, ia kecewa. Namun perbedaan mereka yaitu shilla tak menunjukkan amarahnya dengan suara, namun ia hanya berteriak gemuruh dalam hatinya, sedangkan langit ? ia menunjukkan amarahnya melalui suara-suara gemuruh. Tapi langit dan shilla sama-sama menangis saat itu.

Shilla tak sama sekali berniat menghubungi supirnya untuk menjemputnya. Ia terus saja berjalan gontai, tak memikirkan tubuhnya yang sudah kelewat basah kuyup.

Shilla semakin melemah, kakinya gemetar, bahkan sesak saja sudah memenuhi rongga pernafasannya saat ini. Ia pun jatuh terduduk ditengah jalan kompleks sembari menunduk menangis diiringi dengan derasnya air hujan yang turun.

Gabriel yang kebetulan lewat jalan itu pun melihat shilla dan langsung menghampiri shilla. Shilla pun mendongak saat menyadari tak ada air hujan yang menetes, lalu ia melihat gabriel yang tengah berdiri dihadapannya sembari memegang sebuah payung.

“shill, kamu ngapain disini? Kok hujan-hujanan gitu? Pulang aja ya, aku anterin!” dengan baik hati gabriel mengatakan itu. Namun shilla tak memperdulikannya. Ia tetap tak mau menerima tawaran gabriel.

Gabriel pun meraih lengan shilla agar shilla mau berdiri dan pulang. Namun tangan gabriel ditepis begitu saja dengan shilla. “Aku nggak mau pulang!” bentaknya. Gabriel pun berjongkok didepan shilla yang tengah terduduk. Berbagai perkataan untuk membujuk shilla sudah dilontarkan oleh gabriel, akhirnya setelah beberapa lama, shilla pun mengangguk dan mau pulang. Akhirnya gabriel mengantarkannya pulang.

Sesampainya dirumah shilla, seluruh keluarga tengah berkumpul diruang utama. Seluruh keluarganya panik melihat shilla yang tak biasanya seperti itu. “maaf, tadi saya bertemu shilla dijalan lagi hujan-hujanan. Yaudah saya bujuk shilla untuk pulang akhirnya saya mengantarkannya kesini!” jelas gabriel.

Siska tersenyum berterimakasih, “makasih ya gabriel, mau masuk dulu?!”

“nggak usah tante. Makasih. saya pulang aja. Lagian saya juga ada keperluan!” gabriel pun pamit dan langsung meninggalkan rumah shilla itu.

*

“kamu kenapa sih shill? Nggak biasanya kamu kaya gini!” tanya alvin pada gadis yang tengah duduk sembari berselimut itu.

shilla masih tak bergeming, tatapannya kosong, lagi-lagi ia meneteskan airmatanya sembari menunduk. Alvin pun semakin penasaran dengan apa yang terjadi. “cerita sama aku shill. Pasti kamu lagi ada masalah kan?”

shilla pun mendongak, lalu menatap alvin sembari menangis. “rio dijodohin sama ify!” lirihnya. Alvin pun membelalak lalu meraih shilla ke dalam pelukannya.

*

“lo tuh nggak mikirin perasaan shilla ya? harusnya lo mikir!! Punya otak nggak sih lo?!” alvin sudah mengambil ancang-ancang untuk menghantam rio, namun segera niatannya itu dibuangnya begitu saja.

Rio terdiam lalu menatap alvin lekat. “tampar gue aja klo lo mau. Ini juga bukan gue yang mau vin. Ini bokap gue yang maksa. Dan gue gak bisa nolak itu!”

Alvin mencibir. “lo tau? Shilla hari ini nggak masuk itu karna lo!” alvin terus memandang rio dengan penuh amarah. Alvin marah ? tentu saja. Karna shilla adalah gadis yang ia sayangi.

Rio pun membelalakan matanya. Benarkah shilla hari ini tidak masuk sekolah karnanya ? apakah disini rio benar benar salah ?

“beneran?” rio pun kini panik. Mengapa shilla tidak masuk ? ada apa dengan shilla. ?

Alvin mendengus, lalu tersenyum kecut “shilla kemarin pulang hujan-hujanan. Untung aja gabriel anterin dia pulang. Shilla tuh sekarang lagi demam, dan kayaknya dia masih terpukul banget. Lo sih klo ngomong nggak mikir dulu!”

“ha. Gabriel yang jahat itu?”

“gabriel itu tuh baik, lo yang jahat!” alvin pun berlalu meninggalkan rio dan melewati rio dengan menubrukkan tubuhnya dengan rio.

*

Ify tersenyum getir, ia baru menyadari bahwa ia telah menemukan sesuatu fakta yang selama ini ia cari. Ia pun melangkah gontai menghampiri alvin yang tengah duduk di pinggir lapangan basket sembari menyodorkan sebuah kotak kecil.

Alvin pun membelalakkan matanya saat melihat benda itu dihadapannya, lalu meraih benda itu. ia pun menoleh ke arah gadis yang menyodorkan benda itu, lalu mendapati ify yang menyodorkannya. “ify!”

Ify menunduk. “ais kangen nathan!” lirih ify. alvin pun menatap ify lalu kini menatap ke arah kotak musik mungil berwarna hitam dengan corak-corak bintang berwarna perak pada dinding kotak musik itu.

“ify ? maksud kamu ? trus kamu dapet ini darimana ?” alvin menunjukkan kotak yang kini di genggamnya.

Ify menghela nafas, “kamu nathan kan? Aku ais vin, sahabat kecilmu!”

Alvin membelalak lagi. Orang yang selama ini ia cari sudah berdiri dihadapannya ? dan itu ify ? bahkan alvin sendiri tak menyangka, bahwa ify lah yang selama ini ia cari. Ify adalah peri kecilnya itu.

Alvin tersenyum getir. “aku udah nunggu kamu selama beberapa tahun. Tapi kenapa kamu baru bilang sekarang kalo kamu itu ais fy ?”

Ify menggeleng. “bukan gitu vin. Aku juga baru tau klo kamu itu nathan. Aku juga tau karna shilla!”

“tapi percuma fy. kamu itu nggak akan jadi peri kecilku lagi!”

Ify mengernyit. “kenapa ? bukannya kamu bilang ais itu peri kecilmu selamanya?”

Alvin menggeleng cepat lalu beranjak dari duduknya dan mengembalikan kotak musik itu pada ify “karna kamu bukan buat aku fy. kamu udah sama rio kan?! Padahal aku selalu nunggu kamu!” ucap alvin lalu meninggalkan ify yang masih menunduk.

*

Setelah pulang dari sekolah pun alvin segera ke kamar shilla. Lalu mendapati shilla yang tengah berdiri menghadap jendela. “shill!” shilla pun menoleh lalu tersenyum dengan wajahnya yang pucat.

“aku udah tau siapa ais!” alvin pun duduk pada sofa yang terdapat dikamar shilla itu. Shilla pun melangkah menghampiri alvin dan duduk disampingnya.

Shilla tersenyum. “aku juga tau. Selamat ya vin!” Ucap shilla lalu tersenyum simpul.

Alvin mendengus. “nggak usah bilang selamat shill. Dia sama rio tuh sama-sama kejam!”

“kok gitu ? ify kejam ?”

“iya, dia selama ini udah aku tunggu bertahun-tahun, tapi apa ? dia malah sama rio, dan nyakitin cewek yang sekarang lagi aku suka!”

“maksud kamu apa ?”

“ia, dia sama rio jahat karna udah nyakitin kamu!”

Benarkah suka terhadap saudara tiri itu salah ? tidak salah bukan jika alvin menyukai shilla selama ini ? mengagumi senyumnya, tawanya, wajahnya, pokoknya segala yang dimiliki shilla. Toh mereka juga bukan saudara sedarah. Alias bukan saudara kandung.

*

1 bulan kemudian ...
Sikapnya berubah, membuat segalanya berubah.

Shilla melangkah pasti menuju kelasnya. Lalu terhenti ketika berpas-pasan dengan rio dan ify yang tengah berjalan hendak kluar kelas. Tangan mereka bertautan yang membuat shilla kembali merasakan sesak.

Shilla pun akhirnya tak memikirkan itu lagi, dan langsung melanjutkan langkahnya ke dalam kelas.

Sekarang tempat duduk mereka sudah memiliki peraturan baru, bahwa setiap minggu akan di rolling, jadi hari ini shilla baru menyadari bahwa ia akan duduk sebangku dengan rio. haduhh.. hal macam apa lagi ini ?

Bel masuk berbunyi. Seluruh siswa sudah masuk ke kelas masing-masing. Dengan cueknya rio pun duduk disamping shilla tanpa memperdulikan shilla sedikitpun.

Shilla pun menulis sesuatu pada note kecil. Lalu menyodorkannya pada rio.

    Aku nggak pernah nyangka kamu bakal gini rio. aku kecewa.!!!!

Setelah membaca note itu pun rio langsung menoleh ke arah shilla dan langsung membisikkan sesuatu tepat di telinga shilla. “lupain semuanya!”

Shilla pun terdiam. Rio berani berbicara seperti itu ? lupakan semuanya ? itu hal yang mustahil menurut shilla. Karna tak mudah melupakan rio begitu saja.

“itu mustahil mario.!” Bisik shilla pada rio. mereka pun beradu pandang, rio menatap shilla tajam.

“dicoba apa gak bisa? Berusaha dong!”

shilla mencibir mendengar jawaban rio. haruskah ia menjadi gadis yang tabah saat ini ? karna sejujurnya, detik ini ingin sekali rasanya shilla menangis. Meluapkan segala kekecewaannya saat ini.

*

Waktu bergulir terus, hingga waktu yang dinanti-nanti shilla pun tiba. Bel istirahat berbunyi begitu saja. Seluruh siswa pun bergegas keluar kelas, dan hingga akhirnya hanya tersisa, shilla ify disana.

Shilla berjalan melewati ify tanpa memperdulikan ify sedikitpun, namun akhirnya langkah shilla terhenti karna lengannya diseka oleh ify dan shilla menatap ify hanya datar. “apa?”

Ify menghela nafas dalam. “tolong jangan jauhin aku shill!” ify terus menggenggam lengan shilla sembari menunduk. Ini kah namanya persahabatan , tuhan ? dimana persahabatan terpecah belah hanya karna cinta ! bukankah sahabat lebih penting dari segalanya ? namun jika ini itu semua membuat salah satu dari mereka sakit, bukankah terpecah itu hal yang biasa ?

Tetesan bening itu akhirnya kembali mengalir di pipi shilla, menangis dalam menunduk itu lah yang dilakukan shilla kini. Kedua gadis itu hanya terdiam didepan kelas dengan perasaan kacau masing-masing.

Rasanya ingin sekali shilla musnahkan pemuda itu saat ini, bahkan detik ini. Karna ia yang membuat persahabatannya hancur begitu saja. Ify sebenarnya sangat ingin shilla tak seperti itu terus, namun shilla harus berbuat apa ? ia sendiri pun sebenarnya tak ingin seperti itu. Namun, hatinya masih belum bisa menerima apa yang sudah terjadi itu.

Rasa sesak itu masih ada !

“maaf fy!” shilla pun segera menyeka airmatanya sembari berjalan keluar kelas dengan sedikit berlari kecil menuju toilet sekolahnya yang kebetulan tak jauh dari kelasnya. Sedangkan ify, bersender pada dinding kelasnya sembari meneteskan airmata.

Siluet tampan tengah berdiri diambang pintu menatap gadisnya itu tengah menunduk menangis dengan bersender pada dinding. Ia pun melangkah mendekati gadis itu lalu menggerakkan telunjuknya untuk mendongakkan wajah gadis itu. “ify, kenapa?” tanyanya lembut.

Ify menggeleng cepat, menghela nafas lalu menyeka airmatanya dan sejurus kemudian ia menunjukkan senyumnya pada pemuda dihadapannya itu.

“aku yang salah disini. Maaf fy!”

Ify menggeleng lagi. “nggak yo. Disini gak ada yang salah. Yang salah hanya takdir!” ujar gadis itu. “aku emang dari dulu gak suka takdir. Karna takdir selalu berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan!” lanjutnya.

Pemuda bernama Rio Haling itu pun kini merengkuh ify kedalam pelukannya. Merasakan masalah itu bersama. Shilla yang kembali hendak mengambil sesuatu yang tertinggal pun terhenti diambang pintu lalu tersenyum lirih. Ia mencengkram kenop pintu erat-erat kemudian kembali meneteskan airmatanya.

Ini sungguh kondisi yang tak shilla harapkan !

Shilla pun mengurung niatannya untuk ke kelas. Ia pun berlalu pergi, tak ingin terus menyaksikan adegan yang sama sekali tak ingin dilihatnya.

*

“sekarang, dua cewek kayaknya yang harus aku hibur!” seorang pemuda berdiri disamping shilla sembari menyodorkan sapu tangan ke arah shilla. Shilla pun mendongak menatap pemuda itu lalu meraih sapu tangan yang disodorkan oleh pemuda itu.

Pemuda itu pun ikut duduk disamping shilla dan menatap shilla lekat-lekat. “aku gak suka ada cewek nangis!” celetuknya. Shilla pun menoleh kembali ke arah pemuda itu. Namun, pemuda itu hanya tersenyum tipis.

“jadi cewek jangan selalu lemah. Tunjukin dimana kamu mampu. Kamu bisa tanpa dia shill!” ujarnya lagi yang mungkin seperti menasehati gadis itu. Shilla pun menunduk.

“aku gak bisa tunjukin itu. Karna memang sebenernya aku gak bisa tanpa dia!” lirih shilla.

Pemuda itu mengulum bibir. “cowok didunia ini banyak. Kalau memang seandainya dia jodohmu, pasti suatu saat nanti dia bakal balik sama kamu! Jujur, aku tuh males bahas dia!”

Shilla mengernyit. “kenapa?”

Pemuda itu mendengus, “karna dia udah ambil hati cewe yang aku suka dan udah pernah sakitin dia!”

“ify maksudnya?”

Pemuda bernama lengkap Gabriel Damanik itu pun mengangguk. “ya. aku daridulu emang gak pernah akur sama dia!” Shilla hanya manggut-manggut faham.

*

“LUPAIN GUE SHILLA !! APA ITU SUSAH ?” jujur, baru kali ini shilla merasakan bentakan dari putra adrian haling itu. Segitunya kah ia ? menyuruh shilla melupakannya dengan bentakan yang membuat shilla tersentak hingga meneteskan airmata.

Bahkan bahasa rio pada shilla kini berubah ! menyebut dirinya sendiri pada shilla menggunakan ‘gue’ .. itukah rio yang shilla kenal ? sepertinya kini rio memang berubah padanya. Rio yang dihadapannya kini bukanlah rio yang dulu ia kenal. Melainkan seperti orang lain yang menjelma menjadi sosok rio.

Shilla bergetar, berusaha sekuat mungkin menahan segala pesakitannya. Ia terus menunduk dalam, bingung harus berbuat seperti apa lagi. Shilla pun terjatuh duduk dihadapan rio sembari menangis tersedu. “aku nggak bisa rio. tolong jangan paksa!”

Rio pun kini menunduk menatap gadis yang tengah duduk dihadapannya, telaga beningnya sudah berkaca-kaca. Ia pun ikut duduk dihadapan shilla. “apa susah shill ? gue kaya gini, Cuma gak mau buat lo lebih sakit lagi!” rio ikut melemah, jantungnya pun berdetak tidak biasa dan kini menunduk dihadapan shilla.

“tapi, kalo kamu suruh aku lupain kamu. Itu lebih sakit lagi rio. tolong biarin aku punya perasaan ini sampai bisa hilang dengan sendirinya!”

“tapi sampai kapan? Klo gak hilang-hilang?”

“yaudah biarin perasaan dan ingatan ini ada selama-lamanya. Pleasee!!”