*
“emmh. Aku mau naik tornado yel. Ayo kesana!”
gabriel hanya mengangguki perkataan shilla. Namun, ia menoleh sebentar ke arah
dua manusia yang kini berada dibelakangnya. Lalu tersenyum miring ke arah rio.
“lo mau ikut yo ? lo ga takut kan ? masa
cowok takut” wajah rio memucat. Harus kah ia melawan ketakutannya ? itu
tidaklah gampang.
Rio tersenyum tipis. “gak deh. Takut mual
gue. Lo aja sama shilla. Kalo ify mau ya sekalian!”
Ify memasang wajah cemberut. “yaah. Rio.
masa gamau sih? Ayoolaah!” melihat tatapan memohon ify itu rio pun merasa tak
tega. Lagian rasanya ia juga sangat tega bila harus menjadikan ify obat nyamuk
diantara pasangan shilla gabriel itu.
“yaudah deh. Iya aku mau!” gabriel tersenyum
licik. Dia yakin, setelah menaiki permainan itu, rio akan mual. Pucat. Dan pusing
seperti saat dulu sd mereka pernah bersama-sama ke ancol.
*
“kamu gapapa kan yo? Maaf ya aku tadi
maksa-maksa gitu. Aku gatau kalo kamu bakal gini!” ify pun mengangsurkan botol
minum ke arah rio yang sedang duduk menunduk sembari mual-mual.
“cemen!” bisik gabriel saat melewati rio.
Rasanya shilla juga kasian terhadap pemuda
itu. Walau tak kenal, tapi hatinya mengatakan ia pernah mengenal pemuda itu. “Rio.
ini aku bawa minyak kayu putih!” ucap shilla sembari mengangsurkan botol hijau
berisi cairan hijau bening dari tasnya.
Rio menoleh ke arah shilla lalu tersenyum “makasih!”.
“Shill. Ikut bentar yuk!” gabriel pun
menarik asal shilla semaunya. Rasanya ia takkan rela shilla sedetik pun
meladeni pemuda tadi.
Sementara shilla dan gabriel berlalu. Ify masih
menemani rio yang mual-mual “maaf ya yo!” lirihnya. Rio hanya tersenyum manis
ke arah gadisnya.
“ini bukan salahmu kok!” ucap rio lalu
setelah merasa baikan. Rio dan ify berlalu mencari keberadaan shilla dan
gabriel yang entah dimana.
*
Rio segera merebahkan dirinya diranjang
setelah seharian bepergian. Namun, pikirannya kini tertuju pada gadis yang tadi
juga pergi bersamanya. Pikiran Rio tak henti-hentinya memikirkan gadis 6huruf
itu sembari mengedarkan pandangannya ke langit-langit kamarnya yang terdapat
gambar-gambar bintang.
Haruskah rasa itu hadir kembali ?
Rio terdiam, benarkah hatinya kini tengah
kembali bimbang ? benarkah rasanya pada shilla sudah kembali ? ah, bodoh
sekali,! Pekiknya.
Haruskah Rio kembali memilih ?
Biarkanlah Rio bersama Ify selamanya. Mengapa
sedari dulu gadis bernama shilla itu yang menjadi kebimbangannya ? apa tuhan
memang tak memperbolehkan Rio bersama Ify dengan tenangnya ? tapi, mengapa ?
“kamu itu bintang aku yo. Kekuatan saat aku
redup, kamu juga udah nerangin hidup aku dengan cahayamu. Dan aku gabisa tanpa
kamu, karna aku butuh sinarmu! Kamu tuh berarti dalam hidup aku!”
Perkataan kurang lebih setahun yang lalu Shilla
ucapkan, kembali terngiang di otak Rio.
Rio sangat ingat saat itu, dimana dia dan
Shilla.. eemm.. bahagia .. bersama ..
“kekuatan aku ada disinarmu. Sinar bintangku”
Perkataan dari gadis yang berbeda itu juga
membuat Rio kini bimbang. Dengan sigap Rio bangkit dari posisi tidurnya dan
kini menghadap kaca sambil mengacak rambutnya.
‘Betapa bodohnya aku, ck’ pekiknya lagi.
*
Gadis itu perlahan menyentuh sebuah foto
yang jatuh tergeletak barusan karnanya. Diambilnya foto yang terbalik itu lalu
perlahan membalik foto itu. Jleb.
Tangan gadis itu bergetar. Entah kenapa tapi
rasanya kepalanya sudah mulai bekerja untuk mengingat foto itu. Foto yang
didalamnya terdapat dirinya dengan seorang pemuda...... ya pemuda yang kini
notabene nya adalah pacar sahabatnya.
Gadis itu semakin penasaran dengan foto itu.
Ada apa dirinya dengan pemuda itu dulu ? ingin sekali rasanya gadis itu mendemo
otaknya agar kembali mengingat siapa pemuda itu di masa lalunya.
“Shil!”
Dengan cepat gadis itu menyembunyikan foto
itu dibelakang punggungnya saat mendapati seorang pemuda yang memang adalah
saudaranya membuka pintu ruang kamarnya. Gadis itu hanya tersenyum manis agar
pemuda itu tak curiga.
“kenapa ? ada urusan apa ?”
Pemuda itu hanya menggeleng. Tak mengambil
niat untuk mendekati shilla. Ia masih saja terdiam diambang pintu.
“ke bawah gih. Udah ditunggu sama Papa. Mama.
Sama oma.!”
Setelah itu pemuda yang bernama lengkap
Alvin Jonathan Sindunata kini menutup kembali pintu kamar shilla dan
meninggalkan kamar shilla. Sementara shilla menghela nafas lega lalu meletakkan
foto itu di bawah tumpukan baju didalam lemarinya lalu melangkah keluar kamar.
*
Keesokan
Harinya..
“GABRIELLLL, ! ga lucu ah!”
Pemuda yang mendapatkan teriakan itu pun
kini berhenti berlari lalu menghampiri gadisnya yang tengah tergeletak duduk
dengan gaya ngambeknya.
“iya deh. Nih aku balikin. Ga usah manyun
bisa kali ya. jelek tuh! Hahaha”
“ihh. Lagian jail banget. Kamu juga jelek. Wleek!”
shilla menjulurkan lidahnya yang mendapat lengosan dari gabriel.
“aku kan ganteng. Kamu yang jelek lah!”
“kamu yang jelek!”
“kamu”
“kamu!”
“kamuuuuu!”
Gabriel tertawa renyah saat melihat eskpresi
shilla yang menggemaskan dengan bibirnya yang sedikit dimanyunkan. Namun,
tawaan gabriel terhenti sejenak saat mendapati seorang gadis mendekati mereka.
“eh yel. Ada disini juga ? haha.. kebetulan
banget ya!”
Gabriel hanya tersenyum mendapati gadis
tirus itu kini berada dihadapannya. “iya. kebetulan. Kamu ga sama Rio, fy ?!”
Ify mengedarkan pandangannya ke sekitar. “sama
Rio kok. Cuma dia lagi ada di tempat lain. Tau tuh ngapain!”
“oh!”
“kamu abis ngapain sama Shilla?!”
Shilla menoleh ke arah ify saat namanya
disebut. “ga ngapa-ngapain!” jawabnya. Bukannya, gabriel yang menjawab. Kini malah
Shilla yang menjawab.
“ohh!” respon ify.
“Fy. aku punya hadiah buat kamu!” ucap Rio
saat datang menghampiri Ify. namun, kini raut wajahnya berubah saat mendapati
Shilla dan Gabriel juga tengah berada disana.
“Apa yo?”
“buka
aja!”
Tangan ify bergera pelan membuka kotak kecil
yang diberikan Rio. lalu tersenyum lebar saat mendapati Kalung Berliontin
bintang yang terdapat didalam kotak tersebut.
Ify pun lantas memeluk Rio. “aah rio,
makasih banget ya. ini cakep banget kalungnya. Kamu tau aja ya aku suka banget
sama bintang!”
Rio tersenyum sembari mengelus puncak kepala
ify pelan. “yaiyalah aku tau. Aku kenal kamu kan bukan baru sehari. Haha!”
“Noh yel. Mereka mah romantis. Pake acara
kasih-kasih kalung. Bintang pula liontinnya. Gak kaya kamu malah ngeledek aku
jelek! Huh!” dumel shilla yang membuat ify dan rio melepaskan pelukannya dan
kini menatap gabriel.
“Diem gak! Klo gadiem aku cium nih!”
Bibir Shilla semakin menjadi. Memanyunkan bibirnya
lebih dan lebih. Mendengus lalu menyenggol lengan gabriel. “ih gitu!”
“hahahaha!” gabriel dan ify hanya tertawa. Sedangkan
Rio hanya diam membisu.
*
“Tunggu!” langkah shilla terhenti. Saat tangan
kuat Rio menyekanya. “sebentar aja!” shilla hanya diam dan pasrah. Lalu menatap
telaga bening milik Rio.
1 .. 2 .. 3, tatapan mereka beradu. Semakin
dalam Rio menatap Mata itu, akhirnya ia menemukan kembali titik teduh dimata
shilla yang kini membuat detak jantungnya berdebar tak beraturan.
“apa kamu sama sekali ga inget aku ?!
sedikitpun ?!”
Shilla hanya menggeleng polos. “maaf. aku
gak inget sedikitpun.!” tutur shilla. Namun kini shilla malah melangkah pergi
ke arah parkiran yang mungkin gabriel sudah menunggunya. Sedangkan Rio masih
ditempat, menunggu ify yang belum juga keluar dari kamar mandi.
‘kenapa lo asing sih shill? Lo beda sekarang.!
Kenapa lo ga kenal gue?” batin Rio sakartis. Saat ia sudah melihat sosok ify
keluar dari kamar mandi pun ia segera membuang pikirannya tadi tentang shilla.
“Fy, aku mau nanya. Boleh? Tapi jangan
negativ thinking ya!”
Ify hanya mengangguk saja sembari menatap
wajah Rio.
“itu shilla kenapa lupa ya sama aku? Lupanya
sama aku doang pula. Serasa jadi orang asing!”
Ify mengernyit lalu menaikkan kedua bahunya.
“gatau. Aku juga heran. Nanti deh, tanya ke gabriel!”
*
@gabrieldmnk: @alyssafy_U cerita lewat Bm
aja ya fy. :)
@alyssafy_U: yaudah deh:D RT @gabrieldmnk:
@alyssafy_U cerita lewat Bm aja ya fy. :)
Mata ify membelalak kaget saat membaca
deretan kata yang terkirim dari Gabriel. Benarkah itu ? pantas saja shilla
seperti asing dimatanya.
*
Shilla bungkam. Bibirnya diam dan tak angkat
bicara lagi setelah kata-kata yang dilontarkan pemuda dihadapannya seakan
menohoknya.
“Lo tau ? lo juga dulu pernah suka sama gue.
Bahkan saat gue ninggalin lo untuk ify. lo nangis dan minta ke gue agar gue gak
nyuruh dan maksa lo untuk lupain perasaan lo ke gue itu.”
Pemuda itu seakan terus memaksa agar shilla
mengetahui segala tentang dian dan dirinya dimasa lalu. Rio tak memperdulikan
gadis itu yang memang masih bingung. Dia terus saja tak berhenti mengingatkan
itu pada shilla.
“Bahkan. Walaupun gue udah bentak lo untuk
nyuruh lupain gue. Lo malah ngeyel. Dan akhirnya lo nyerah dan bilang lo akan
lupain gue selama-lamanya. Jadi lo serius buat lupa sama gue shill ?!”
Shilla sama sekali tak mereaksi apapun. Ia hanya
tertunduk diam sedangkan otaknya terus mengingat perkataan pemuda bernama Rio
itu. Benarkah pernyataan Rio tadi ?
“Cukup
Rio. aku gak inget apapun tentang kamu. Walau sbenernya aku agak aneh sama ini!”
Dengan cepat shilla merogoh tasnya dan
mengeluarkan sebuah foto –dia-dan-rio- yang terlihat sangat akrab.
“Ini foto lo sama gue waktu kita baru-baru
aja jadian. Masa lo gak inget sih?”
“udahlah Rio. percuma kamu coba buat aku
inget sama kamu. Toh, pada akhirnya aku gabakalan inget.!”
*
“nih fy!”
“ini buat aku?”
Pemuda itu mengangguk, “itu sebenernya sih
buat ais. Tapi karna ais udah berubah jadi ify ya aku kasih aja deh. Baru sempet
ngasih sekarang. Hehe!”
Ify menyunggingkan senyumnya. “thanks ya
vin.!” Alvin menggangguk. Akhirnya benda mungil perhiasan rambut itu sudah
sampai pada pemilik aslinya.
“o ya fy. gue Cuma mau ngasih tau. Nanti,
entah kapan.. haha.. gue bakal tunangan sama sivia! Lagian nunggu lo putus dari
Rio, lama banget sih!”
Mata ify kian terbelalak. “maksud?”
“hahaha.. becanda kok fy. tapi doain aja ya,
moga gue langgeng ama via. Haha”
*