My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Minggu, 04 Desember 2011

Cinta dan Bintang (part 11)


Lagi-lagi Shilla merasakan bau mint yang semakin menyengat pernafasannya. Karna Rio semakin mendekatkan wajahnya ke shilla.


Jantungnya semakin berdetak kencang –gugup-. Nafasnya saja terasa tercekat. Dan..


*

Cinta dan Bintang –Part 11-



Dan.. Bibir pemuda itu sedikit lagi menyentuh bibir mungil milik shilla. Namun, shilla segera menghalangnya dengan jari telunjuknya.


“nggak yo!”


Shilla mengambil ancang-ancang untuk pergi dan berlalu dari hadapan Rio. kini hanya Rio yang masih terdiam, dengan perasaan tak kentara. Ia menghadap dinding memukul dinding pelan lalu menunduk!


*


Jangan berakhir..
Aku tak ingin berakhir..
Satu jam saja.. kuingin diam berdua..
Mengenang yang pernah ada..

Jangan berakhir..
Karna esok takkan lagi..
Satu jam saja.. hingga ku rasa bahagia..
Mengakhiri segalanya,,

Tapi kini tak mungkin lagi,
Katamu semua sudah tak berarti..
Satu jam saja, itu pun tak mungkin..
Tak mungkin lagi..

Jangan berakhir, ku ingin sebentar lagi
Satu jam saja... izinkan aku merasa
Rasa itu pernah ada.

Jangan berakhir
Karna esok takkan lagi,
Satu jam saja,. Hingga ku rasa bahagia
Mengakhiri segalanya..

Tapi kini tak mungkin lagi,
Katamu semua sudah tak berarti..
Satu jam saja, itu pun tak mungkin..
Tak mungkin lagi..

Satu jam saja... izinkan aku merasa
Rasa itu pernah ada.


Dentingan piano gadis itu berhenti. Diiringi tepuk tangan meriah dari penonton. Gadis itu mengulas senyum dan mengucap terimakasih pelan. Kemudian ia berjalan ke arah backstage, mengambil tissue lalu mengusap air matanya yang menetes.


‘ Gue akan coba. Ayo fy, pasti lo bisa! Ini bukan yang pertama buat lo kehilangan dia ‘


Ia mengukir senyum kembali. Lalu menoleh kebelakang, kemudian menunduk! Tepat dibelakangnya seorang pemuda menatapnya lekat.


“Sok tegar deh lo fy! gue tau lo takut kehilangan dia!”


Suara baritone khas pemuda itu seakan menusuk pendengarannya! Ia kembali termenung diam, sedangkan pemuda itu terheran sendiri menatap gadis dihadapannya diam.

“fy, lo gapapa kan?”


Pemuda itu melambaikan tangannya dihadapan wajah ify. sekilas ia tersadar namun tetap terdiam.


“maaf, gue yang ngasih jalan buat Rio!”


Gadis itu meneguk ludah. Sesaat ia langsung tersadar dari keegoisannya, gabriel saja memberikan jalan musuhnya untuk meraih orang yang disayangnya! Lalu ia sendiri ? sepertinya juga harus merelakan shilla untuk Rio kali ini.


“gue egois yel!”

“kenapa lo berfikir gitu ?!”

“gue selalu aja mentingin perasaan gue. Gapernah sekalipun mentingin perasaan Rio. padahal Rio orang yang gue sayang, walaupun gue tau kepada siapa hati Rio tertuju!”


Ify berjalan ke arah luar sedangkan gabriel menyamakan langkahnya dengan ify. gabriel mengulum bibir.


“mereka udah semakin deket fy! gue Cuma mau lo kuatin diri lo dari sekarang! Sebelum akhirnya mereka bersatu kembali!”


Dengan wajah coolnya pemuda itu menunjukkan senyum dengan ciri khasnya. Lalu merapikan bajunya sebentar, menoleh ke arah jam tangan. Tepat waktu.

“ gue pamit ya fy. o ya, tadi penampilan lo keren!”


Pamit gabriel. Ia pun segera melangkah ke arah parkiran dan cepat pergi menuju tempat yang ditujunya.


*


Tak pernah ada yang mengetahui jalan hidup kedepannya! Mungkin saja detik ini, bahagia menghampiri, tapi esok? Bisa saja bahagia itu terenggut! Ify sama sekali tak menyangka, untuk yang kesekian kalinya ia harus kehilangan seseorang yang menurutnya sangat berarti.


Cinta itu Buta. Tak memandang siapapun yang dicintainya. Sekalipun yang dicintainya adalah orang yang berkali-kali menciptakan pesakitannya selama ini! Begitupun dengan Ify, berulang kali ia sakit karna Rio. mencoba membencinya, namun hati tak bisa dipaksa. Dia mencintai Rio.


Mungkin ini pelajaran baginya. Belajar untuk merelakan orang yang dicintainya untuk kedua kalinya.

Hidup itu penuh pilihan, memilih yang mana yang terbaik untuk diri sendiri. Dan sekarang, ify mengerti.. yang terbaik buatnya itu adalah membuat orang disekelilingnya bahagia, terutama orang yang ter-spesial untuknya sekalipun.


“aku udah relain kamu yo! Selamat berjuang!”


Rio termangu menatap Ify. senyum yang diukirnya sepertinya tulus. Tapi benarkah ini ? atau hanya akal-akalan semata darinya ?


“kamu serius fy?”


Gadis itu mengernyit. Namun, tersenyum sendiri menatap wajah Rio yang menurutnya lucu saat ber’ekspresi setengah tak percaya itu. Sejurus kemudian ia mengangguk lalu menepuk pelan pundak Rio itu.


“Good luck ya yo! Kamu bahagia, aku juga pasti bahagia! Smoga aja kamu bisa dapetin yang terbaik menurutmu! Haha!”


Rio masih tak percaya. Ini sungguh diluar pikirannya. Awalnya ia ragu kalau gadis dihadapannya itu akan merelakannya. Tapi barusan ? dia bilang dia rela. Lalu ? dapat sihir darimana gadis itu hingga mampu merelakannya ?


Masih tak percaya. Rio hanya menggigit bagian bawah bibirnya . sejurus kemudian setelah lama berdiam ia tersenyum.


“makasih ya fy! smoga kamu juga bakal dapet pengganti gue yang lebih baik !”


Ify tersenyum! Rasanya seperti ini senang juga, tak ada yang namanya pertengkaran akhir. Tapi yang ada sama-sama menginginkan yang terbaik dengan jalan damai.


“Sipp yo” gadis berdagu tirus itu tersenyum manis. Lalu mengambil langkah pelan meninggalkan Rio. terhenti saat sudah beberapa langkah menoleh ke belakang lalu tersenyum ke arah Rio. begitupun dengan Rio.


*


Shilla termangu diam. Menatap genangan air dihadapannya yang menampakkan wajahnya! Duduk diam dipinggir kolam renang, mengingat kejadian pagi tadi saat bersama Rio.


Ia sendiri tengah ditengah kebimbangan. Kedua pemuda yang kini mendekatinya, menginginkan hatinya membuat hatinya bingung.


“Hayoo!”


Alvin datang menepuk pundaknya tiba-tiba yang membuatnya sedikit kaget. Shilla mendorong alvin pelan dan menunjukkan wajah tak sukanya!

“cieelah ngambek.! Maaf deh! Ngapain sih malem-malem gini dipinggir kolam gitu! Lagi galau yaaa?!”


Shilla hanya terdiam, menciptakan sedikit cipratan air dari tepakan kakinya pada permukaan air dihadapannya itu!


“lo kenapa sih shill? Cerita-cerita lah sama gue!”


“gapapa kok! sok peduli amat deh lo!”

“ih gue serius shill.. cerita-cerita napa. Daripada dipendem sendiri ga baik lho!”


Melihat tatapan alvin yang memang serius ia pun menghela nafas lalu meneguk ludah, sejurus kemudian ia memantapkan hati untuk berbicara.


“Gue udah inget, kalo...... gue pernah suka sama Rio! ingatan gue kembali vin! Dan gue bingung!”


Jleb! Alvin setengah kaget mendengarnya! Ia mengubah posisi duduknya menjadi duduk pas berhadapan dengan Shilla! Dengan menatap mata bulat gadis itu.


“lo serius?”


Gadis berbibir mungil itu mengangguk manja “gue serius vin!” sejurus kemudian ia menunduk. Entah mengapa, ia merasakan sesak yang sepertinya.. sudah pernah ia alami. Ya, sekitar 1 tahun lalu.


“Trus lo bingung kenapa?”


“Gue..” gadis itu kembali menghela nafas “Gue suka sama Rio lagi vin. Gue ... Gue gatau gimana ngilangin perasaan itu. Padahal, Gabriel selama ini udah setia dampingin gue” shilla kembali menunduk.


Penyesalan itu datang! Yap, shilla menyesal... mengapa ia harus pulih dari hilang ingatannya itu. Mengapa hatinya bisa jatuh kembali ke Rio?! lalu.. menyakiti gabriel?! Itu hal yang sangat kejam. Gabriel yang selama ini dengan setia menemaninya, merawatnya, menjaganya. Bahkan berusaha mengingatkan  Shilla pada dunianya.


Lalu apa balasan Shilla ?!

Menyakitinya?


Sejahat itu kah shilla? Sampai sering menyakiti oranglain. Apa memang benar, ia dilahirkan untuk menyakiti perasaan orang lain ?! ah tidak.



“Lo ikutin kata hati lo! Atau gak, kalo lo gamau Gabriel sakit hati. Lo omongin baik-baik sama dia berdua. Sehabis itu, lo mantepin mau pilih yang mana. Inget! Jangan salah pilih! Skali lagi, ikutin kata hati lo shill”


Gadis itu mengangguk pelan. Lalu menatap genangan air kolam itu. Sejurus kemudian bangkit dari duduknya begitupun alvin.


“Gue coba! Thanks vin sarannya”


“iya. udah sana tidur. Udah malem!”


Shilla mengangguk lalu berlari kecil ke arah dalam. Alvin hanya tersenyum melihat sepupunya itu.


*


@alyssafy_u: Gue kangen dipanggil Peri Bintang :(:(:(



Gadis berdagu tirus itu sibuk mengutik ponselnya. Membuka situs twitter dari ponselnya. Setelah itu melog’out dan menaruh begitu saja ponselnya pada ranjang tidurnya. Sejurus kemudian meraih sebuah boneka dengan ukuran cukup besar berbentuk bintang. Pemberian dari RIO !


Tak terasa setelah lama berdiam, tetesan bening dari matanya pun menetes dengan perlahan.


‘ayo fy, lo udah bilang kalo lo bisa! Relain dia fy, kenapa Cuma gitu aja susah’ ucapnya lirih.


Gue salut sama lo fy! lo bisa setegar ini!


Ify mengernyit. Hh.. Tegar ?! begini dibilang tegar?!


Gue ga setegar yang lo kira yel,!!!! Bahkan gue pengen kaya lo, bisa ngerelain orang yang lo sayang untuk kebahagiaan dia sendiri.


Pesan itu menjadi curahan ify mungkin. Perasaannya ia luapkan pada pesan yang dikirimkan ke orang yang tepat! Yang mampu membuatnya tenang.


Sabar ya fy... asal lo tau aja, ingatan shilla kembali.. gue gamau lo selalu terpuruk!


Mata gadis itu membelalak. Tuhan, jalan hidup apa ini?! Pasti sesak itu akan kembali datang! Seseringnya ia disakiti, mengapa tak bisa kebal? Selalu saja sakit itu masih terasa menyakitkan!


“sakit yang kurasa.. bukan karna dia.. tapi karna kau pilih cinta yang salah! Aku mengaku bisa.. tapi hati tak bisa!”


Bibir ify mengalun pelan, disela-sela tangisan pecahnya itu. Airmatanya tak bisa berhenti, selalu saja mengalir dan mengalir! Ah, rasanya memang mencintai Rio adalah pesakitan terbesar dalam hidupnya.


Mungkin, Mencoba melupakan dan lihat masa depan adalah hal yang terbaik!


*


Aku jatuh cnta karna hatimu!


Gadis itu memejamkan matanya perlahan, mencoba biasa saja terhadap pesan itu! Ingat ashilla, pilih sesuai hatimu, ucapnya dalam hati!


Ia mencengkram kuat rambutnya dengan kedua tangannya, mengacak-acak rambutnya sejurus kemudian memeluk guling kesayangannya.


STOP RIO!!


Rio hanya mencibir saat membaca pesan itu. Sedangkan shilla berdecak jengkel karna tingkah pemuda itu yang semakin menyebalkan.


Gue tau ingatan lo udah kembali .. gue juga tau, sekarang lo lagi bingung mau milih gue atau gabriel.. dan gue tau, sebenernya perasaan lo udah balik ke gue! Mohon jujur shill. Jangan coba jadi munafik !!!


Shilla menyipitkan mata membaca pesan itu. Mendengus lantas ia pun membalas secara cepat pesan itu.


DIEM RIO!! Lo tau?? Gue sekarang nyesel, kenapa ingatan gue pulih. Gue lebih mending hilang ingatan, karna gaakan inget segala perlakuan lo sekitar 1 tahun yang lalu. Lo tau ? perasaan gue emang kembali, gue ga coba munafik kok! gue udah jujur sama lo! Tapi, gue ga pengen perasaan ini ada lagi.


Jleb! Rio menggerakkan tangannya menyentuh dada bidangnya itu. Merasakan detak jantungnya kini tengah memuncak! Berdetak tak biasa!


Gue mohon shill .. maafin gue, maafin gue.. gue nyesel pernah ninggalin lo! Maaf:(


Lagi-lagi shilla memejamkan matanya, hingga meneteskan airmata dari pelupuk matanya. Shilla hafal betul, sesak yang dirasakannya sekarang pernah terjadi dulu.


Maaf gak cukup yo! Maaf gaakan hilangin sakit ini. Oke gue tau, gue masih sayang sama lo. Tapi sakit ini, sampe kapanpun gaakan hilang!!!


Tangan Rio kini bergetar memegang ponsel miliknya. Entah kenapa, rasanya ia kaku sekali akan membalas pesan itu. Memori masa lalu itu kembali di kuak oleh shilla hingga membuatnya sangat sangat merasa bersalah!


Perjodohan gue udah gue batalin shill!! Gue Cuma mau elo!! Please maafin gue=,=


Setelah perdebatan cukup lama itu. Shilla tak lagi membalas pesan itu. Rio mencoba menghubunginya saja selalu ponselnya tidak aktif. Karna shilla mematikan ponselnya untuk menenangkan diri.


*


Kembali lagi pada malam hari, sama seperti biasanya shilla memangku dagu dengan tangannya duduk pada kursi taman. Tatapannya terpaku pada benda langit yang indah itu.


‘ peri bintangmu bukan aku tapi dia ‘


Ujarnya dalam hati. Sepertinya pemuda yang dimaksudnya adalah pemuda yang kini sering mengusiknya.


‘ jadi please, jangan datang ke aku. Tapi dia ‘


Lanjutnya. Shilla kini kembali mengingat masa lalu dimana Rio pernah membuatnya tenang, bahagia dan akhirnya membuatnya terpuruk.


Dulu, berbagai hal shilla coba untuk melupakannya. tapi nyatanya sia-sia sama sekali susah. Hingga sebuah insiden kecelakaan membuatnya sakit parah dan harus dilarikan kerumah sakit di luar negeri. Bahkan Shilla juga kehilangan ingatannya.


Semenjak di luar negeri shilla memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya disana bersama gabriel calon tunangannya.


“aku udah milik Gabriel yo. Mohon lupain aku. jangan buat aku bingung”


Ucap shilla sedikit kencang. Shilla mencengkram rambutnya, mengacak acak rambutnya. Terlalu pusing menjalani masalah itu sepertinya.


“Lo milik gue. Bukan gabriel. Bahkan Gabriel sendiri yang nyuruh buat gue ngejar lo!”


Mendengar suara baritone yang sangat dikenalnya, shilla pun menoleh ke arah sumber suara itu lalu kembali pada pandangan awalnya saat mengetahui Rio kini benar-benar tengah dibelakangnya.


“kenapa sih, lo ada dimana mana? kenapa lo selalu ngusik hidup gue?”

“kenapa juga, lo suka sama gue, tapi gamau deket sama gue?”
“karna gue udah ada gabriel. dan lo ify. udah deh yo, jalani hidup yang ada sekarang. Lo gue itu masa lalu!”

“Gabisa! Lo itu cinta sejati gue, jadi gue yakin lo akan balik ke gue!”

“lo gabisa egois yo! Lo itu terlalu dibutakan cinta tau gak!”

“iya emang. Karna gue terlalu cinta sama lo!”

“udah deh yo. Males gue dengernya!”


Shilla pun mengambil posisi menjadi berdiri lalu melangkah pergi melewati Rio namun Rio mencegahnya pergi!


“Bilang kalo lo cinta sama gue ashilla!”

“lepasin tangan gue Rio. sakiiitt!”


Sekalipun shilla memberontak tetap saja tangan kekar Rio tak bisa terlepas dari tangannya. Rasanya ingin sekali Shilla menonjok wajah pemuda menyebalkan itu. Huh!


“gue gaakan lepasin sebelum lo bilang itu ke gue!”
“gaakan!”

“yaudah gabakal gue lepasin!”

“sakiiit Riooo!”


Shilla pun melakukan pemberontakan kesekian kalinya hingga akhirnya Rio melepaskan pegangannya. Shilla menatapnya tajam karna kesal, kemudian menamparnya lalu berlari pergi menjauh.


Melihat punggung shilla menjauh Rio hanya terdiam sembari mengusap pipinya yang merah karna ditampar tadi.


“gue Cuma mau lo shill. Apa itu gak boleh?!”



0 komentar:

Posting Komentar