My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Senin, 01 Agustus 2011

Cinta dan Bintang (part 3)


“cinta itu seperti pasir, semakin erat digenggam ia akan menghilang. namun jika ia hanya di tadang saja, tak digenggan erat. Ia tak akan kemana-mana!”


Zevana terdiam mendengar perkataan gabriel. Benar juga, saat ia tak mengekang alvin terlalu erat, ia dan alvin biasa-biasa saja, dan tak ada masalah sedikitpun. namun saat ia mengekang alvin dengan melarangnya tentang sesuatu. Alvin pergi. Ah, menyebalkan juga!


“lo tau, lo itu terlalu egois ze!” gertak gabriel yang membuat zevana sedikit melototkan mata ke arahnya.


Zevana, menatap gabriel sinis. “gue tuh cinta sama dia yel. Apa gue salah?”


“gue tau. Tapi jangan caranya gini. Lo jadi kehilangan dia kan?! Kalo gue sih rela apapun demi cewek yang gue suka asalkan dia bahagia!” ucap gabriel bijak.


Zevana mencibir. “tapi kan .. “


“udahlah. Lo renungin deh sendiri !” gabriel pun keluar perpustakaan dan melaju ke arah kelasnya.


*


aku tlah hancur, lebih dari berkeping’keping. Karna cintaku. Karna rasaku yang tulus padamu !!


ify lagi-lagi menangis sembari mengetik pesan itu pada rio. mungkin ia memang harus selalu berterus terang tentang apa yang dirasakannya agar rio mengetahui ada hati yang mencintainya dengan tulus, sangat tulus.


Rio yang mendapat pesan itu ikut meneteskan airmatanya. Namun tetap saja, ia bimbang. Dan ternyata benar, ada gadis lain yang menjadi peri bintang untuk rio, yaitu shilla. Rio pun bingung, mengapa ia sangat menyukai gadis itu.


Maafkan aku :(


Balasan rio itu pun tak lama sampai pada penerimanya. Ify menghela nafas dengan masih sesegukan karna menangis. Andai saja ia dapat berteriak sekencang-kencangnya saat ini, ia akan berteriak. Namun itu semua takkan mungkin. Karna pasti semua orang dirumahnya akan menghampirinya kekamar.


Aku takut rio :’’’’(


Ya, benar sekali apa yang ify kirimkan pada pesan itu pada rio. ia takut, takut kehilangan rio lagi. benar-benar takut.


Takut kenapa ?


Ify menghapus airmatanya, lalu meraih ponselnya dan segera mengetik balasan.


Aku takut kamu menemukan ‘peri bintang’ lain dan melupakanku. Aku takut rio. sungguh takut.


Rio yang mendapatkan pesan itu tertegun lantas berujar lirih “maafin aku fy!” ia tak lagi membalas pesan itu. Ia merasa telah melukai perasaan ify sampai ia terlihat sangat rapuh. Beda dari ify yang dulu.


*


“oma !” panggil alvin yang saat itu melihat omanya tengah berdiri diambang pintu. Alvin beranjak dari posisi duduknya menjadi berdiri. Begitu pun shilla yang tengah disampingnya.


Shilla tersenyum. “oma !” panggilnya juga. Shilla berlari memeluk omanya. Namun ia terlihat heran menatap mata alvin yang sepertinya aneh. Ada apa dengan alvin ? alvin sedari tadi hanya berdiri diam tak seperti shilla yang langsung memeluk omanya.


“aku tau sekarang. Kenapa sampai sekarang oma nggak pernah sayang sama aku!” batin alvin kalut. Ia hanya berdiri sambil menunduk, sedangkan shilla dan omanya itu masih saling berpelukan karena kangen tak lama bertemu.


Omanya tersenyum ke arah shilla lalu melirik sinis pada alvin yang masih terdiam. Alvin hanya menunduk lagi.


*


“mama nggak bisa dong membedakan alvin ! alvin juga kan cucu mama !” raung mama alvin. Ia berdecak kesal pada wanita lansia dihadapannya itu.


“dia bukan cucu kandungku !” gertak oma keras. Shilla yang kebetulan sedang melewati kamar omanya itu pun terkejut lantas semakin penasaran dengan percakapan didalam kamar itu.


“aku tau ma. Tapi alvin sekarang anakku. Walaupun anak adopsi. Berarti dia cucu mama juga. Belajar untuk sayangi alvin ma. Kasian alvin!” bentak mama alvin.


Perdebatan terjadi didalam ruang itu. Shilla yang mendengarkannya terdiam lalu meneteskan airmatanya. Ia pun membalikkan badannya sembari menunduk saat ingin melangkah ia mendongakkan kepalanya terlebih dahulu, dan terlonjak saat mendapati alvin berdiri dihadapannya.


Ia menunduk lirih. “lo dah tau semua!”


Shilla masih terdiam. “kasian ya gue? Nggak tau asal-usul aslinya gimana!” lirihnya lagi. tangisan shilla semakin menjadi. Rasa iba dihatinya meluap saat mengetahui realita itu.


Shilla mengelus bahu alvin. “nggak vin. Kamu nggak boleh ngomong gitu!” suaranya parau.


*


Hari berganti, pagi telah datang. ify tersenyum menyambut pagi. Berharap hari ini menjadi lebih baik dari hari kemarin.


“morning semuaa!” ucap ify saat sampai diambang pintu kelas sembari memancarkan senyum manisnya. Ia pun duduk seperti biasa, sebelah shilla. Ify tersenyum ke arah shilla. Begitupun dengan shilla.


Awal pagi disekolah lumayan cerah. Namun tidak ketika jam istirahat tiba. Cerahnya hari seperti dililiti dengan kehancuran. Kehancuran hati.


“aku suka sama kamu! kamu mau jadi pacar aku?”


Ify mengintip kedua aksi pembicaraan itu di balik pohon tepat didekat kedua insan itu tengah duduk berdua. Ify menangis. Hatinya hancur berkeping-keping. Ia yang rapuh, menjadi semakin rapuh saat melihat dan mendengar itu semua.


Ify berlari menjauh dari balik pohon sembari menangis. Pemuda yang menyadari adanya seseorang pun menoleh ke arah belakang. Ia membelalakan matanya saat melihat ify tengah berlari menjauh. Ia pun segera berlari ke arah ify diikuti dengan gadis yang bersamanya tadi. Pemuda itu pun menyeka tangan ify dan melihat ify tengah menangis. Ditariknya ify kedalam pelukannya.


“maafin aku ify ! aku nggak bermaksud buat kamu gini!” lirihnya.


Ify masih menangis dalam pelukan pemuda itu. “ketakutanku menjadi kenyataan. Dan aku menyesal rio ! sakit banget rasanya !” lirih ify juga.


Seorang gadis yang tengah menatap mereka sendu. Ia tertegun, rio menyatakan cinta padanya namun membuat ify terluka. Sungguh membuat ia bingung dan ingin menangis juga.

“maaf fy. aku tau ini sakit buat kamu. maafin aku. Tapi aku pilih shilla. Maaf fy. maaf banget !” rio pun melepas pelukannya lalu menyeka airmata ify yang mengalir. “jangan nangi lagi ya!” ucap rio lalu menggandeng gadis yang sedari tadi diam –shilla- .. lalu melangkah pergi.


Ify menatap mereka lirih. Lalu jatuh terduduk di taman sekolah itu. Dan menangis kembali.


*


Aku bingung rio ! aku nggak mau lukai hati ify. liat ify kaya tadi itu buat aku sedih juga. Dia sahabatku, aku nggak tega !


Rio tertegun mendapat balasan pesan dari shilla. Salahkah ia diposisi ini ? ia telah menyakiti 2hati seorang gadis, bahkan hatinya sendiri.


*


“udahlah fy. udah aku bilang kamu itu akan disakiti. Kamunya aja yang ngeyel !”  ucap seorang pemuda. Ify yang tengah menenggelamkan wajahnya disela lipatan tangannya pun mendongakkan kepalanya dan menatap lesu pemuda dihadapannya itu.


“kamu kenapa sih selalu peduliin aku ? terserah aku napa !” ujar ify lalu kembali menenggelamkan wajahnya pada lipatan kedua tangannya.


Pemuda itu terdiam, seling beberapa menit ia pun berbicara kembali. “karna aku sayang sama kamu fy!” jujurnya dengan tulus. Ify tersentak lantas segera mendongakkan kepala kembali dan menatap pemuda itu lekat dengan arti tatapan –maksudmu ?-.


Pemuda itu menghela nafas. “apa kamu nggak sadarin itu fy? perhatianku selama ini karna aku suka kamu fy!” jujurnya. Hari ini mungkin memanglah sangat tepat untuk menyatakan perasaan nya.


Gadis yang bernama ify itu pun terpelonjak. Sungguh memang ia benar-benar tak menyadari itu semua. “tapi yel, kita kan sahabatan sejak kecil!”


“tapi, nggak ada salahnya kan klo sahabat jadi cinta ? karna sejak kecil itu kita berteman. Kedekatan aku sama kamu fy, buat aku nyaman sama kamu sampai aku punya perasaan ini. semenjak smp !” ujarnya lagi.


Ify terpelonjak lagi. tadi apa kata pemuda itu ? sejak smp ? berarti pemuda bernama lengkap gabriel stevent damanik itu menyembunyikan perasaannya sejak lama ! lalu bagaimana dengan sikap ify selama ini yang selalu dekat dengan rio, bahkan sampai pacaran. Hingga putus dan menceritakan segala tentang rio. apakah gabriel sakit hati ? ify semakin menjadi bersalah.


“berarti selama ini aku udah nyakitin kamu ya? Maaf !” lirih ify. gabriel mendekap ify.


Ia melepaskan dekapannya itu dan menggeleng sembari tersenyum. “nggak papa. Aku rela apapun asalkan kamu bahagia. Tapi klo kamu diginiin fy sama rio. aku nggak mau. Aku nggak suka liat kamu sedih.!” Ujarnya tulus.


Ify tersadar, ternyata selama ini ada yang mencintainya tulus. Bahkan rela kehilangan demi ia bahagia. Ify tersenyum simpul.

*


“ini bukan hal sepele rio ! ini masalah hati. Lo nggak bisa kayak gini !” gertak gabriel pada rio yang tengah terdiam di bangkunya.


Rio menoleh pelan. “ini emang masalah hati. Masalah hati gue yel. klo gue suka sama shilla, apa bisa ada yang larang ? nggak kan ? diem deh lo!” balas rio tak kalah bentakannya dari gabriel.


Amarah gabriel makin meluap. “gue tau lo masih cinta sama ify walau sedikit. Apa lo nggak mikirin perasaan ify ? dia rapuh sekarang. Dan itu karna lo rio !”


“gue tau. Gue tau gue dah nyakitin dia. Tapi ini pilihan gue. Gue milih shilla !”


Gabriel tersenyum miring. “lo tega banget ya sama dia ! jahat lo !”


Rio terdiam. Rasanya ingin sekali merauk wajah gabriel saat ini. namun pikiran itu segera dibuangnya. “lo kenapa sih yel ? nyolot banget. Klo gini kan lo bisa ambil ify kan ? lo bisa miliki dia. Harusnya lo berterimakasih sama gue, bukan marah-marah kaya gini!”


“gue gak selicik itu. ify bahagianya sama lo rio, bukan gue. Gue juga tau lo musuh gue. Tapi gue rela ify sama lo demi kebahagiaan dia. Akhirnya lo malah nyakitin dia. Lo tega !”


Rio tersenyum miring juga menatap gabriel yang masih menjadi rivalnya itu. “klo dia bahagianya sama gue ya itu sih derita lo ! udah ah gue mau keluar !” rio pun beranjak lalu pergi keluar kelas.


*


“Rio !” lirih ify saat berpas-pasan dengan ify. rio yang melihat ify seperti sangat rapuh ingin sekali memeluknya. Namun itu semua ditahannya.


Rio melewati ify begitu saja sambil membisikkan beberapa kata. “maafin gue fy. maaf !” bisikknya.


Ify menunduk. Membiarkan airmatanya jatuh begitu saja. Lalu mendongak, menatap tubuh rio yang pergi menjauh.


Shilla yang tengah berjalan melewati koridor itu pun terdiam saat melihat ify tengah menangis. “ify !” ucap shilla pelan. Ify pun segera menghapus airmatanya.

Shilla memeluk ify. “maafin aku. !” rasa bersalah itu selalu hadir dibenak shilla, jika melihat airmata ify terjatuh.


Ify tersenyum getir. “harusnya aku yang minta maaf shill. Udah bawa-bawa kamu ke masalah aku sama rio !” ujarnya sembari melepaskan pelukan shilla. Ia mencoba tersenyum ikhlas.


*


“gue suka sama lo shill !” ujar alvin yang membuat shilla tersedak saat memakan makanannya.


Alvin menyodorkan minum ke hadapan shilla. Lantas shilla pun langsung meminumnya. “apa tadi ? kamu bercanda kan vin ?”


Alvin menggeleng pelan. Tatapannya serius. “gue serius. Gue suka sama lo.!”


“tapi kita kan saudara vin, itu semua nggak mungkin !”


Alvin menggeleng. “nggak. Lo bukan saudara kndung gue. !”


*


Gadis itu menangis. Menangis dalam diam. Sakit itu menjalar dihatinya. Sesak memenuhi rongga pernafasannya. Sejak masih duduk di bangku Smp. Ia memang sudah mengagumi seseorang. Pemuda yang menurutnya baik dan perhatian.


Melbourne , tempat dimana ia bertempat tinggal.


Aku bakal ke indonesia ! aku kangen kamu vin .. udah lama kita nggak ketemu !!


Pemuda di indonesia yang menjadi penerima pesan itu menampakkan senyum bahagiannya. Ia akan kedatangan sahabat sejak kecilnya nya.


Benarkah ? kapan ?


Dengan semangat pemuda itu membalas pesan tersebut. Gadis berlesung pipit di seberang sana mengetiknya juga dengan wajah yang senang.


Hari ini !! tunggu aku yaaaa ..


Tak lama setelah mengetik balasan, gadis itu segera mematikan ponselnya. Dan akan menghidupkan kembali jika sudah tiba di indonesia.

*


“apa aku salah klo aku suka sama kamu shill ? apa menurutmu perasaanku harus aku buang gitu aja ? nggak segampang itu ashilla !”


Shilla bergetar, ia bingung harus bagaimana lagi. ia bingung, sangat bingung. Ia harus merelakan perasaannya walau menyakiti hatinya sendiri untuk membuat sahabatnya tak menangis lagi namun ia juga akan menyakiti hati pemuda itu ? atau membiarkan rio menjadi miliknya namun membuat sahabat yang sangat ia sayangi itu lebih sering meneteskan airmata ? sungguh pilihan yang sulit. Satu masalah terpaut 3hati.


“nggak yo. Kamu nggak salah. Tapi aku nggak tega sama ify. kamu tau kan aku sahabat ify ? aku takut ini semua bkin ify tambah sakit. aku takut dibilang pengkhianat !”


Shilla memejamkan matanya, menunduk dan membiarkan cairan bening menetes membuat sebuah aliran di pipi nya. Cinta memang rumit, menurutnya. Apalagi ketika merasakan cinta segitiga =,= ..


“aku tau. Dan aku tau ify gadis yang baik, ia pasti mengerti. Aku yakin. Kamu nggak akan mungkin dibilang pengkhianat. Ify bukan gadis seperti itu. Aku kenal dia !” ujar rio lagi. lalu menarik shilla ke dalam pelukannya. “aku sayang kamu shill.!” Lanjutnya berbisik tepat pada telinga shilla.


Shilla tersenyum tipis. Lalu mencoba membalas kata-kata itu “aku juga !” . Degh . sebuah detakan kencang kini melanda jantung rio, juga shilla.


“apa kamu mau terima aku ?” tanya rio sembari melepaskan pelukannya. Lalu memandang mata coklat shilla lekat-lekat. Tangan rio bergerak ke arah telinga shilla, ia membenahi rambut shilla dibagian dekat telinga. Yang membuat paras cantik itu sedikit tertutupi.


Shilla mengangguk tipis namun yakin, dan dengan senyuman. Rio yang melihat reaksi anggukan itu pun lantas memeluk shilla.


*


Ify menangis. Terdiam. Bibirnya bergetar. Rongga pernafasannya terasa sesak. Detak jantungnya tak beraturan. Fikirannya melayang entah kenapa. tatapannya lurus kedepan –kosong-


Kabar itu membuatnya terus menangis sepanjang hari. Bahkan ia memutuskan untuk tidak sekolah dahulu hari ini. ia masih rapuh, sangat rapuh. Terlebih ketika kabar hubungan rio-shilla itu sudah beredar. Rasanya ia tak punya semangat lagi dalam dirinya. Rasa semangatnya terkuras habis seiring dengan kabar menyelekit itu.


“aku rela, tapi aku belum siap !” gumamnya sendiri. Menatap sebuah pajangan botol pasir yang sama dengan milik rio.


Diraihnya botol itu, dan ify pun membuka botol itu yang terdapat sebuah kertas.


“jangan buka ini sebelum kita merasakan cinta!” kalimat rio dimasa lalu itu teringat kembali di benak ify. botol ini, dulu sempat pernah dibukanya bersama rio. ify memberikan sebuah botol pada rio, begitu pun dengan rio. dan kertas itu terdapat tulisan tangan rio.


Aku.. suka kamu.. kalo seandainya kamu buka ini tapi cinta kamu bukan untuk aku. Jangan lupain aku ya fy ..!!!


Ify tersenyum. Ia ingat, sangat ingat. Dulu saat ia membuka botol itu, benar-benar tak disangka.  kata - Aku.. suka kamu..- itu membuat ify dulu merasakan bahagia. karna ia membuka botol itu karna merasakan cinta pada pemberi botol itu. Dan semenjak itu mereka menjalin hubungan special –lebih dari sahabat- .


*


“ welcomee indonesia... aku kangen. Udah lama nggak kesini !” gumam seorang gadis saat ia tiba di bandara indonesia.  Raut wajahnya terlihat senang, sepertinya bukan hanya karna ia bisa kembali ke tanah air tempat ia dilahirkan tapi karena akan bertemu orang special yang menjadi penempat hatinya.


Gadis kedatangan dari melbourne itu pun menoleh ke arah belakang, karna merasa dirinya terpanggil. Didapatnya seorang pemuda berparas oriental dengan senyumnya tengah menghampirinya. Gadis itu tersenyum senang, karna itulah alasan tujuannya ke indonesia.


Lantas pemuda itu memeluk gadis itu dengan erat. “aku kangeeenn !” ucap pemuda bernama alvin itu. Gadis itu pun tersenyum.


“aku juga vin. Bahkan kangennya melebihi kamu ! hehe !” jawab gadis itu. Senyum manis gadis itu membuat alvin kangen dengan peri kecilnya dulu di melbourne.


“kamu tau ? kamu tuh sekarang makin jelek !” ucap alvin sembari meledek kecil pada gadis itu yang membuat lengkukan cemberut pada wajah gadis itu.


“mulai deh ! aku baru dateng udah digituin !”


“hahaha.. tapi kamu makin lucu ya !” alvin mencubit kedua pipi gadis itu. Sehingga membuat gadis itu semakin jengkel.


“sakit alvvviiiinn!” rajuknya. Namun sesaat kemudian tersenyum saat menyadari pemuda dihadapannya itu belum berubah.


*


“eh kamu inget nggak waktu kita masih kecil. Suka kejar-kejaran ditaman ini !” alvin dan gadis itu serasa bernostalgia di taman. Mengingat-ingat kejadian masa kecilnya dengan gadis itu.


Gadis itu tersenyum lalu mengangguk. “itu juga karna kamu bandel, jadi kejar-kejaran kan!” ucap gadis itu.


Alvin menunjukkan cengirannya. “hehe. Iya bener. Dulu kita seru juga ya. Kamu sih pas di melbourne nggak mau ikut balik kesini. Aku kan jadi kangen !” ucap alvin.


Gadis itu tersenyum, terlebih ketika alvin mengelus kepalanya. “jadi kangen masa smp!” ucap gadis itu tiba2 setelah beberapa menit terjadi keheningan.


Alvin yang tengah menatap bintang dilangit pun menoleh kearah gadis itu. Lalu tersenyum. “aku juga. Banyak banget kenangan dimasa smp yang tak terlupakan!”


Gadis itu diam. Lalu kembali berucap. “aku bener-bener kangen vin sama kamu. disana nggak ada kamu rasanya sepi banget. Nggak ada yang jahilin aku lagi !” ujarnya lagi.


Mereka pun terus berucap ditemani dengan hembusan angin malam itu, dan ditemani juga dengan bintang,bulan, dan suara jangkrik disekitar sana.



0 komentar:

Posting Komentar