My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Senin, 01 Agustus 2011

Hujan Saat Itu (cerpen_yoshill)

Hujan,
entah mengapa aku sangat menyukai hujan
dan entah sugesti macam apa yang ku terima ketika melihat rintikan hujan,
rasanya, di saat hujan hatiku selalu menjadi tenang


aku terhanyut oleh bunyi rintikan indah itu


**

aku masih termenung sembari membaca buku di perpustakaan ketika suasana sekolah mulai sepi, satu per satu murid meninggalkan sekolah, karna jam sekolah telah usai, tapi aku masi diam menunggu hujan berhenti karna tepat hari ini supirku tak dapat menjemputku.


hujan masih terus merintik deras, aku masih diam diperpus, mungkin hanya tinggal aku, murid yang masih disini. tapi apa boleh buat? daripada aku basah kuyup terguyur rintikan air hujan lebih baik ku menunggu sembari memandang rintikan air yang jatuh saat ini.

aku melirik jam tanganku,

heuhh, sampai kapan ku harus menunggu disini, ck


tak berapa lama, ku dengar derap langkah kaki seseorang memasuki ruangan perpustakaan, aku pun menoleh kearah suara itu, ternyata seorang pemuda tengah menuju kearah meja di depanku,

hmm,,
tampan,
layaknya pangeran di negeri dongeng, hehe


**

ddrrttt ddrrrtt ddrrrttt
1 new message

>from : azizahsivia

shillaa, loe dimana? loe belum sampe rumah ya? nyokap loe nyariin loe tuh.


**

>To : azizahsivia


belum, gue masih disekolah, cz hujan masih deras.


**


sosok tampan itu bangkit dari posisi duduknya, dan beranjak menuju jendela sambil melirik jam tangannya, dan ia pun tersenyum ke arahku, senyumnya sangat manis, ya tuham aku sangat nyaman melihatnya.

tak disangka ia menghampiriku dan duduk disampingku, aduh kok aku jadi deg-degan yaa,

"hai,belum pulang?" ucapnya ramah

"belum" jawabku sedikit gugup

"kenalin, nama gue Rio" ucapnya sembari mengulurkan tangan

"shilla" ucapku sembari membalas uluran tangan rio dan tersenyum


**skip**


hujan sudah berhenti, aku pun sudah sampai dirumah sekitar 30 menit yang lalu, tapi, entah mengapa bayangan lelaki itu -Rio- terus berputar dibenakku.

sosok lelaki idaman,
menurutku,


**skip**


hari ini aku kembali beraktivitas disekolah seperti biasanya, tapi kini aku lebih disibukkan dengan mencari sosok Rio, sudah ku cari sampai ke sudut sekolah tapi nihil, aku masih belum bisa menemukannya. apa mungkin dia tidak masuk sekolah hari ini? arrrggh , ck


aku masih belum menemukannya, tapi aku terus mencari informasi dimana kelasnya, akhirnya setelah berusaha mencari, ternyata kelasnya di kelas 9b, tepat letaknya disebelah kelasku 9a, aku puas setela mengetahui kelasnya, jadi jika ingin menemui, atau melihatnya, tinggal ke kelasnya saja, hehe


setelah seminggu aku masih belum melihat Rio, kemana dia? kok belum masuk juga? ahh aku sangat merindukan senyumannya semenjak pertemuan pertama saat itu.


rintikan hujan deras kembali hadir, sepertinya memang musim hujan telah tiba, aku masih menunggu supirku di halte depan sekolah. tapi supirku tak kunjung datang, padahal aku sudah menunggu hampir setengah jam disini, tepatnya di halte ini.


beberapa menit, hp ku berdering, telp dari mama ternyata

"hallo, ada apa ma?" ucapku memulai pembicaraan

"shilla, kamu pulang naik taksi aja ya, soalnya mama ada urusan penting buat persiapan acara nanti malam, jadi mama pake supir dulu, mobil mama lagi di bengkel, maaf ya shill, gpp kan?"

"ohh, gpp kok ma"


sambungan telp terputus,
lagi lagi aku harus pulang dengan taksi, tapi aku masih belum menemukan taksi yang lewat, tiba-tiba sebuah mobil jaguar berhenti tepat dihadapanku.

kaca mobil dibagian penumpang (belakang) dibuka, astaga, itu Rio, dia tersenyum ke arahku, ya tuham aku sangat menyukai ini, melihat senyumnya di saat hujan seperti saat itu.

" hei, supir loe ga dateng lagi? ayo masuk, gue aja yang nganterin loe, ayo" ucapnya _rio_

"tapi"

"udah, ayo masuk aja"

akirnya aku pun menurutinya, lagi pula juka aku harus menunggu disini, harus berapa lama? sepertinya jarang taksi yang lewat daerah sini.


**

aku terus memandang wajah Rio, tapi seperti ada yang berbeda, ia tampak lebih pucat dari sebelumnya, karna suasana sepi, tak ada pembicaraan antara kami, aku oun memberanikan diri memecahkan keheningan yang terjadi.

"rio."ucpku

"ya" sahutnya singkat

"loe ga masuk seminggu ya? gue ga pernah liat loe lagi semenjak pertama kita bertemu waktu itu," tanyaku pada Rio, Rio pun tersenyum dan berkata

"gue sakit, ini aja baru pulang dari rumahsakit" jawabnya

"ohh sakit, emang sakit apa? maaf klo kebanyakan nanya" tanyaku lagi

"gpp, cuma kecapekan aja, kurang istirahat" jelasnya

"ohh.." ucap ku sembari mengangguk mengerti.


sesampainya di depan rumahku, aku pun turun keluar dari mobil rio.

"bye, sampai ketemu besok" ucapnya, mobilnya pun langsung melaju pergi,


**

"Sore ma" sapaku pada sosok ibu yang sedang duduk disofa ruang utama, sembari membaca majalah fashion langganannya, ia hanya tersenyum dan mempersilahkan aku duduk disebelahnya.

"shill, bulan depan kamu kan sweetseventeen, mau dirayain pake konsep apa??" tanyanya

"emhh, ga usah mewah2 juga gpp, sederhana aja shilla udah cukup kok, terserah mama aja"

"oh yasudah, mama sudah memesan gaun pestamu langsung dari prancis, rancangan designer favorite mama, ini design gaunnya" ucap mama sembari memberikan selembar kertas,
'kamu suka ga? klo ga nanti mama pesan yang lain" tawarnya

"suka kok ma, ini sangat bagus, thanks ya ma," ucapku sontak langsun memeluk mama, dengan perasaan senang.


sepertinya tahun ini ultahku yang paling sempurna.


**

aku berjalan melewati koridor sekolah, sivia sahabatku tiba2 datang menghampiriku.

" o ya shill, bentar lagi kan sweetseventeen loe, gimana? mau dirayain dimana?"

"emh, gatau vi, gue terserah sama nyokap gue aja"

"oh yaudh, kekelas yuk"

"ayo"

aku dan sivia pun akhirnya melanjutkan perjalanan, saat tengah berjalan, rio tersenyum sembari menyapaku, aku pun balik menyapa nya.


**


malam kali ini cerah, tumben sekali, akhir2 ini kan langit lebih sering merintikan air hujan, tapi kali ini aku lihaat ada bintang dan bulan yang nampak dilangit. memang indah sih, seindah hari2ku saat ini semenjak ada dia. tapi aku lebih menyukai hujan, entah alasan aa yang harus ku ucap, tapi meman sungguh, hujan membuatku lebih tenang.


malam ini, aku terus memikirkan ultahku nanti, sepertinya nanti akan menjadi hari bahagiaku, apalagi kalau ia datang dipestaku nanti, aahh kenapa ku terus memikirkan dia, toh dia bukan siapa-siapaku.


**


sekarang ku tahu, aku dan dia sangatlah berbeda, dia sangat membenci hujan, aku pun tidak mengerti alasan yang ia utarakan saat itu padaku


"gue benci hujan karena disetiap hujan turun, lebih banyak orang menangis dibandingkan tersenyum."

mengapa Rio menyimpulan seperti itu? ah memangnya kenapa jika lebih banyak orang yang menangis? apakah kalau orang menangis bahagia ia tidak suka juga? aneh -,-


**


hari bahagia yang dinanti-nanti pun tiba.
sebuah pesta yang ditujukan untukku dengan konsep sangat glamour kini menghiasi malam bahagiaku ini, di sebuah hotel ternama, serta gaun yang dipesan oleh mama langsung dari prancis dan dia -rio-, dia akan datang malam ini.

gaun cantik sudah menaungi tubuhku, dengan make-up yang cukup terlihat glamour bak putri raja.

pesta berjalan dengan lancar, tapi dipenghujung acara rintikkan hujan terdengar, dan hujan deras mengguyur permukaan bumi, aku tahu, bahkan aku sangat tahu Rio sangat membenci ini. sampai-sampai ia terguyur rintikkan hujan saat itu.

tak berapa lama, Rio pun tergeletak pingsan, tak sadarkan diri, aku pun panik, apa yang terjadi pada dirinya?


pesta itu pun berakhir tanpa penutupan pasti, karna Rio pingsan aku pun langsung membawanya kerumah sakit, aku sangat khawatir terhadap rio, aku takut terjadi apa2 terhadapnya.


hujan masih merintik deras, sedangkan aku masih mondar mandir ga jelas di depan ruang UGD, menunggu konfirmasi dari dokter ttg kondisi Rio.

tak berapa lama dokter itu pun keluar dari ruangan,

"ada yang bernama shilla disini?"

"saya dok" sahutku cepat

"pasien sedari tadi menyebut2 namamu. silahkan masuk" ucap dokter itu, aku pu sontak langsung masuk kedalam.


"Rio." ucapku lirih

"jangan nangis dong, cengeng ah, hapus air mata loe" ucapnya terdengar parau, aku pun langsung menghapus air mataku.
"shilla, kan rio udah pernah bilang, rio gak suka da orang yang nangis, jangan nangis ya, janji."lanjutnya, aku hanya tersenyum lirih,

"tapi rio gpp kan? gue khwatir sama loe rio" ucapku, dan entah dorongan apa yang memuatku langsung meraih satu lengan rio dan menggenggamnya, rio juga memegang tanganku yang sedang memegang erat tangan sebelahnya.

"jangan khawatir ya shill, o ya ttg kebencian gue sama Hujan sekarang terbukti kan... dan sekarang yang mempraktekannya dihadapan gue, loe.."ucapnya,
"gue lebih suka bintang, terutama bintang yang lagi disampingku, menggenggam erat tanganku" lanjutnya, aku hanya mengernyitkan dahi.

"maksud?" tanyaku

"gue sebenernya suka sama loe shilla, tapi untuk selama ni gue belum siap mengutarakannya sama loe.. gue juga ga tau sampai batas mana umur gue,.." ucapnya parau, ia terlihat menarik nafas panjang dan perlahan menutup matanya., alat monitor disamping ranjangnya pun mendengungkan garis lurus.

"Riooooooo,,,,, gue juga suka sama loe, jangan tinggalin gue rio, Riooooo..." aku masih belum percaya, kni Rio, penyemangatku, yang memberi warna dalam hidupku, sudah dipanggil lebih dulu.


**


setelah pemakaman selesai, dan semua orang sudah pulang, aku masih termenung dipempat.

"shill, gue nemuin ini di atas laci kecil di ruangan Rio." ucap sivia sambil menyerahkan note kcil padaku,

hujan pun turun dengan derasnya. membasahi bumi,
aku pun membaca note nya rio yang mulai basah terguyur hujan

*

hayoo, lagi nangis ya, lagi hujan-hujan gini pula, jangan nangis ya cantik, Rio gak akan ninggalin kmu sepenuhnya, Rio akan disisimu, dihatimu... 


*


"GUE benci HUJAAAANNNNN" teriakku ditengah derasnya hujan.


Hujan sudah merenggut nyawa Rio, dan bukan hanya hujan saja yang mengambil Rio, tapi penyakit yang di deritanya selama ini...


**

dan HUJAN SAAT ITU,membuatku sangat membenci hujan, 


AKU BENCI HUJAN..




the end_

0 komentar:

Posting Komentar